INIPASTI.COM – Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto, mendapat kesempatan untuk diwawancarai oleh Tim Penyusun Panduan Pembangunan Daerah Prabowo-Gibran.
Wawancara ini berlangsung secara virtual di Kantor Balai Kota Makassar pada Senin 22 Juli 2027. Tujuannya adalah menyinkronkan program pemerintah pusat dan daerah agar lebih tepat sasaran.
Dalam wawancara tersebut, Danny Pomanto didampingi oleh Kepala Inspektorat A. Asma Zulistia Ekayanti, Kepala Bappeda Andi Zulkifli Nanda, dan Kepala Dinas Kesehatan Nursaidah Sirajuddin.
Selain itu, hadir pula Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Evy Aprialti, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Alamsyah Sahabuddin, dan Plt Kepala Dinas Kominfo Ismawaty Nur.
Beberapa poin yang menjadi fokus wawancara antara lain program makan bergizi gratis, hilirisasi, pengembangan pertanian lokal, serta kebijakan energi terbarukan.
Dilansir dilaman Pluzs Makassar, Untuk program makan bergizi gratis, Danny mengusulkan agar pendataannya berbasis RT/RW sehingga program ini bisa lebih tepat sasaran. “
Program makan bergizi gratis sangat penting dan harus tepat sasaran. Oleh karena itu, saya kira makan siang bergizi ini harus berbasis RT/RW. Jika berbasis RT/RW, pasti kabupaten/kota yang mengurusinya,” kata Danny.
Danny berpendapat bahwa untuk pendataan program pemerintah pusat di daerah, perlu melibatkan pemerintah setempat dan otorisasinya harus berada di pemerintah kabupaten/kota. “Persoalan data harus otorisasinya pemerintah kabupaten/kota,” ujarnya.
Program ini juga bertujuan untuk mendukung petani lokal yang sering menghadapi tantangan seperti rendahnya nilai tukar petani saat panen. Untuk itu, Danny mencontohkan program bank sampah yang ia jalankan, di mana harga produk sampah ditentukan dan dijamin oleh pemerintah, sehingga memberikan kepastian bagi para petani.
“Saya melakukan hal yang sama pada skala yang lebih kecil yaitu bank sampah. Saya bikin bank sampah pusat dan semua produk bank sampah saya beli dengan harga yang sudah ditentukan.
Sekarang, 52 ribu orang hidup dari bank sampah karena kita menjamin harganya dan menjemput semua produknya. Jadi, intinya di pertanian adalah harga yang harus disepakati awal sehingga nilai tukar petani meningkat,” tambahnya.
Danny juga menjelaskan upaya pemerintah kota dalam mewujudkan energi terbarukan dengan konsep green energy. Saat Makassar dilanda kemarau panjang tahun lalu, yang menyebabkan kesulitan air dan mati lampu berkepanjangan, pemerintah kota mengambil kebijakan untuk memasang panel surya di sekolah, perkantoran, dan puskesmas. Percontohan ini sudah dilakukan di SMPN 6 Makassar.
“Siang hari, panel surya digunakan, dan malam hari untuk penerangan jalan. Ini menurunkan karbon dan memberikan backup listrik yang baik untuk sekolah karena kita memiliki smartboard,” tutupnya (sdn)