INIPASTI.COM, MAKASSAR – Dalam Webinar Series hari kedua dengan tema “Tantangan dan Peluang Pencapaian Target Stunting RPJMN 2024 di Era Pandemi Covid-19”, Universitas Hasanuddin melalui Sustainable Development Goals (SDGs) Center bekerja sama Sekolah Pascasarjana membahas “Formulasi Rumusan Rekomendasi Kebijakan dan Aksi Layanan Dalam Respon Mitigasi Penurunan Stunting 14% tahun 2024”.
Kegiatan berlangsung pada Minggu (8/11) melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming di kanal YouTube Sekolah Pascasarjana Unhas.
Hadir sebagai narasumber yakni Prof. Soekirman, Ph.D (Guru Besar FK UKI-Jakarta), Prof. dr. Endang L. Achadi, M.Ph., Ph.D (Guru Besar FKM UI), Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc., (Guru Besar Fakultas Pertanian, Universitas Lampung), Prof. dr. Budi Utomo, MPH., Ph.D (Guru Besar FKM UI) dan Prof. dr. Hamam Hadi, M.S., Sc.D., Sp.GK (Rektor Universitas Alma Ata).
Prof. Bustanul sebagai salah satu narasumber menjelaskan tentang “Kebijakan Mitigasi Respon Pencapaian Target RPJM 2020 – 2024 Pangan dan Gizi”.
Dalam kesempatan tersebut, beliau menjelaskan banyak hal di antaranya kedaruratan pangan dan resesi ekonomi, target pangan dan gizi serta tantangan pencapaian, penurunan stunting, sampai pada strategi mitigasi pencapaian target.
Fokus utama pemicu stunting adalah kelompok rumah tangga. Sehingga perlu adanya pendampingan untuk efektivitas penurunan stunting serta didukung oleh insentif anggaran pada kabupaten/kota yang track positif. Olehnya itu, unsur terkecil dalam suatu daerah seperti desa menjadi ujung tombak pendampingan rumah tangga melalui diskresi dana desa dan BUMdes.
Sementara itu, Prof. Budi utomo mengkaji “Kebijakan Mitigasi Respon Pencapaian Target RPJMN 2020 – 2024 Penurunan Anak Stunting di Era Pandemi Covid-19”.
Dalam penjelasannya, beliau menyebutkan kemiskinan mendorong stunting begitu pun sebaliknya stunting mendorong kemiskinan. Di Indonesia sendiri, ketidakmerataan stunting pada masa kanak menjelaskan ketidakmerataan sosial-ekonomi dan kesehatan.
Penurunan stunting tidak cukup melalui perbaikan gizi. Akan tetapi, perlu adanya penanggulangan infeksi dan faktor lainnya. Sehingga, proses penurunan anak stunting sebagai dampak intervensi memerlukan cukup waktu dan menuntut kombinasi intervensi gizi spesifik dengan bermuara pada layanan yang berkualitas, aman, keberlangsungan, dan menjangkau masyarakat secara luas.
Setelah seluruh narasumber menyampaikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kegiatan yang dipandu oleh Prof. dr. Purnawan Junadi, Ph.D., (Tim Ahli Evaluasi Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil) selaku moderator berlangsung lancar hingga berakhirnya kegiatan pukul 13.30 Wita.(*/mir)