INIPASTI.COM, SUDIANG – Embarkasi Makassar tahun ini memberangkatkan 15.721 Jemaah Calon Haji (JCH). Belasan ribu JCH itu didampingi oleh 175 Petugas Kloter. Mereka berasal dari 8 Provinsi di Indonesia, mulai dari Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga Papua Barat.
Berasal dari daerah yang berbeda-beda, banyak pula cerita unik dan menarik dari masing-masing JCH. Mulai dari kebiasaan, hingga barang bawaannya. Seperti barang bawaan JCH asal Maluku Utara (Malut).
Saat koper barang JCH asal Malut diperiksa oleh pihak Airport Security, tampak pada mesin X-ray terdapat botol. Di mana pihak bandara tidak memperbolehkan adanya barang bawaan berupa cairan yang bisa membahayakan penerbangan.
Namun, saat pihak Airport Security membuka koper tersebut di depan pemiliknya, ternyata yang didapati adalah Garampati (makanan khas Maluku yang serupa dengan abon ikan). Menurut Petugas Pemeriksaan Bagasi Haji, setidaknya ada 28 koper JCH yang terdeteksi demikian.
“Hari ini kami kembali periksa barang bawaan calon jemaah haji. Terdapat ada 19 koper dari Kloter 7 dan 9 koper dari Kloter 8 yang terdeteksi bermasalah. Terlihat dalam mesin X-ray itu ada kemasan botol, ternyata saat dibuka isinya adalah Garampati yang sejenis dengan abon dari ikan tuna,” jelas Abi Ratno, salah seorang petugas pemeriksaan bagasi haji di Asrama Haji Sudiang, Sabtu, (21/7/2018).
Namun, Abi mengatakan bahwa barang tersebut bisa dibawa serta dan bisa tetap berada di bagasi. Hanya saja, kata dia, koper JCH tersebut diperiksa karena yang tampak adalah botol yang menurutnya bisa saja berisi cairan. Sebagaimana beberapa koper yang berisi minyak kelapa dan madu yang dilarang untuk dimasukkan di bagasi pesawat.
Di tempat yang sama, JCH asal Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Harun Bahar (63) menjelaskan bahwa Garampati sudah menjadi pelengkap makanan dari masyarakat Maluku. Ia mengatakan bahwa jika tanpa Garampati, makanan akan terasa hambar di lidah orang-orang Maluku.
“Kalau sudah ada Garampati, tidak perlu lagi yang lain. Tidak perlu lagi pakai ayam atau ikan lainnya. Nasi ditambah Garampati itu sudah enak,” jelas Ketua Regu 32 Kloter 8 Embarkasi Makassar ini.
Harun mengatakan, ketimbang membawa ikan/lauk lainnya, ia lebih memilih membawa Garampati. Selain simpel membawanya, kata dia, Garampati juga bisa awet hingga 6-7 bulan.
Untuk diketahui, JCH asal Malut terbagi menjadi 3 Kloter. 2 Kloter dengan jumlah 900 JCH telah diperiksa barangnya, yaitu JCH Kloter 7 dan 8. Sedangkan 1 Kloter lagi, yakni Kloter 9 dengan jumlah 174 JCH baru akan diperiksa barang bawaannya pada pagi ini, Minggu 22 Juli 2018 sekira pukul 07.00 WITA. (Sule).