INIPASTI.COM – Ketika sudah ada dua orang atau lebih berkumpul dalam satu pertemuan, seringkali memunculkan ide dan tindakan yang cukup penting.
Ini pula yang terjadi dalam Pertemuan Alumni Nasional (TAN) Unhas, awal September ini. Pertemuan ribuan alumni Unhas dari berbagai angkatan, telah pula disusupi unsur politik di dalamnya. Bahkan pertemuan itu menghasilkan pengharapan, keputusan dan dukungan, terkait dengan Pemilihan Gubernur Sulsel yang bakal dilaksanakan pada 2018 mendatang.
Hadirnya alumni Unhas dalam urung rembuk penentuan calon gubernur dalam Pilgub Sulsel, menunjukkan bahwa kecenderungan berpolitik saat ini telah bermain di tingkat kelompok yang berlabel identitas. Kelompok-kelompok ini tak lagi membawa identitas agama dan etnis, tetapi membentuk kelompok identitas yang mengatasnamakan profesi, maupun organisasi berlatar masa lalu.
Bisik-bisik yang mencuat dari reuni alumni Unhas dalam TAN tersebut adalah keinginan agar kursi nomor satu di Sulsel -kursi Gubernur, tidak lagi lepas dari keluarga alumni Unhas.
Untuk diketahui, kursi Gubernur Sulsel saat ini diduduki oleh alumni Unhas dari Fakultas Hukum. H Syahrul Yasin Limpo, sekaligus menjadi alumnus Unhas pertama yang menduduki kursi Gubernur tersebut. Karena itulah, para alumni Unhas tak ingin posisi itu bergeser dan diambil alih oleh alumni lain.
Ada peluang yang cukup besar untuk mempertahankan posisi Alumni Unhas di kursi Gubernur Sulsel. Saat ini dua nama alumni yang cukup kuat digadang-gadang bakal maju ke Pilkada Gubernur. Mereka adalah Agus Arifin Nu’mang, alumnus Fakultas Pertanian yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulsel, dan Nurdin Abdulah, alumnus Fakultas Kehutanan yang saat ini menjabat sebagai Bupati Bantaeng.
Sampai saat ini, keduanya masih melakukan perjuangan sendiri-sendiri. Sementara pertarungan politik ini hanya memperebutkan satu kursi. Berarti hanya ada satu yang akan menang.
Namun harapan para alumni Unhas adalah, keduanya maju sebagai pejabat gubernur. Kembali meneruskan tradisi, kursi Gubernur dan Wakil Gubernur adalah milik Alumni Unhas, sebagaimana tradisi yang saat ini masih berlaku. Gubernur dan Wagub Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang, keduanya adalah alumni Unhas.
Untuk meneruskan tradisi itu, muncul ide ‘mengawinkan’ keduanya dalam satu paket dan maju bersama melawan kompetitor lain. Bila keduanya maju bersama dalam satu paket, maka kekuatan suara dari alumni Unhas tak akan bergeser kepada siapapun.
Tetapi bila keduanya terpecah dan membentuk paket masing-masing, maka suara alumni pun akan ikut terpecah. Bukan hanya pecah dua. Mungkin menjadi tiga atau lebih, bila terhitung pula kelompok Golput. Bila terjadi perpecahan di antara keduanya, Agus AN dan Nurdin Abdullah, kemungkinannnya ada kekuatan besar yang telah mengintervensi dan menyebabkan perpecahan tersebut. Diduga, ada yang tidak ingin melihat Unhas bersatu. (*)