WASHINGTONG DC – Gara-gara Donald Trump, Gedung Putih sudah dibuat meradang oleh berbagai pemberitaan media di hari pertama lelaki flamboyan itu berkantor sebagai presiden.
Insiden pertama hanyalah persoalan perbandingan jumlah kehadiran pendukung di hari pelantikannya, Jumat (21/1/2017), dengan saat Barrack Obama dilantik di tempat dan jabatan yang sama pada 2009 lalu.
Pihak Gedung Putih membantah keras kalau pendukung yang hadir dalam inaugurasi Trump sebagai presiden negara adidaya itu, jumlahnya hanya bisa dihitung dengan, sementara dalam peristiwa serupa empat tahun lalu, jumlah pendukung menguar di jalanan.
Gedung Putih menuduh media sebagai biang penyebaran informasi yang tidak benar itu dan mengundang perpecahan dalam negara. “Ini adalah serangan (media kepada Trump) yang tidak adil,” ujar penasehat Gedung Putih.
Pada hari pertamanya sebagai presiden, Trump mengatakan, dia akan menjalankan perang dengan media dan menuduh wartawan meremehkan jumlah orang yang hadir dalam pelantikan.
Dalam “perang” melawan media tersebut, para pejabat Gedung Putih -dalam sebuah wawancara televisi pada minggu (22/1/2017) kemarin, menegaskan, tidak akan ada “gencatan senjata”, dan itu akan berpengaruh terhadap hubungan tradisional adversarial antara Gedung Putih dan kalangan media.
“Intinya bukan ukuran (jumlah) orang (yang diberitakan). Intinya adalah serangan dan upaya untuk mendelegitimasi presiden. Kami tidak akan duduk-duduk dan menerimanya (begitu saja),” kata Kepala Staf, Reince Priebus kepada “Fox News” edisi Minggu.
Tidak ada isu tunggal telah mendominasi wacana publik pemerintahan baru sebanyak yang diberitakan oleh media tentang Trump.
“Kami akan melawan ‘gigi dan kuku’ (melawan mati-matian, red) setiap hari dan dua kali pada hari Minggu,” kata Priebus.
Dia mengulangi tuduhan sekretaris pers Gedung Putih Sean Spicer pada hari Sabtu bahwa media telah memanipulasi foto-foto dari National Mall untuk menunjukkan massa (Trump) yang lebih kecil.
Foto udara itu menunjukkan jumlah orang yang lebih sedikit di acara pelantikan Trump dibandingkan masa pelantikan Barack Obama 2009. Bahkan ditambahkan data bahwa kereta bawah tanah di Washington hanya ditumpangi 193.000 penumpang pada pukul 11:00 hari Jumat, dibandingkan dengan 513.000 pada saat yang sama di tahun 2009.
Beberapa laporan Spicer tentang jumlah pendukung yang dimuat dalam foto-foto dan laporan media, mengutip para ahli yang menghitung kerumunan bahwa “ini adalah pendukung terbesar yang pernah menyaksikan pelantikan”, dan menjadi bahan celaan di media sosial.