MAKASSAR, Jumlah dana APBN yang masih “tidur” di daerah-daerah sekitar 240-an triliun. Rata-rata realisasi dana APBN masih di bawah 30%. Lambannya serapan dana tidak saja membuat kehilangan peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk segera memperoleh sarana dan prasarana atau infrastruktur , untuk memutar ekonomi masyarakat, akan tetapi kita juga kehilangan kesempatan mengkapitalisasi pertumbuhan ekonomi. Sebagian dana APBN adalah pinjaman negara, karena itu, keterlambatan penyerapan dana akan merugikan Indonesia karena Indonesia harus membayar bunga.
Berapa dana yang terserap di Sulsel? Daya serapannya sedikit lebih dibanding dengan daerah lain, sudah sekitar 35 persen, atau senilai sekitar 2,5 triliun rupiah dari total dana belanja sebesar 7,2 triliun, demikian disampaikan Agus Arifin Nu’mang Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, saat ia sedang melakukan inspeksi mendadak di Kantor Dinas Pendatan Daerah Sulsel.
“Kita akan segera memacu pembangunan di Sulsel. Masyarakat sangat membutuhkan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan pengawasan yang ketat InsyaAllah belanja pembangunan akan segera meningkat.” Jelas Agus. Penyerapan terbesar memang biasanya terjadi pada akhir tahun, sekitar Oktober, November dan Desember tambah Agus. Kita akan melakukan pengawasan secara ketat agar tidak terjadi kesalahan admininstrasi pembangunan, yang berujung pada masalah hukum. Demikian harap Agus. Tugas saya adalah menjaga aparat pemerintah untuk tetap berjalan sesuai aturan yang ada.
Agus juga cukup puas dengan perkembangan kinerja Kantor Dinas Pendapatan Daerah yang dipimpin Tautoto. Menurutnya, pencapaian Kantor Dispenda sesuai target pemerintah. Ia meminta kepada Tautoto agar bisa mempertahankan kinerjanya dan jika memungkin untuk terus ditingkatkan, tutup Agus. (ul)