Penulis : Alwi Sagaf Alhadar
INIPASTI.COM, MEKKAH – Jeddah sebenarnya bukan ‘zona haram’ yang terkait dengan pelaksanaan ibadah haji. Setelah jemaah selesai melakukan Tawaf Ifadah, Sayi serta Tahallul Tsani, maka praktis tuntas sudah seluruh proses ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik dan psikis ini. Setelah itu mereka pun mendapat gelar haji.
Pemerintah RI mengimbau agar jemaah haji Indonesia tetap tinggal di Mekkah menunggu pemulangan ke Tanah Air, sambil lakukan ibadah di kota suci ini. Namun ada juga dari sebagian jemaah haji yang penasaran pada Kota Jeddah. Sebelumnya mereka sempat dengar cerita tentang beberapa keunikan yang ada di kota yang berada tepat di bibir Laut Merah yang historis itu.
Untuk menjawab rasa penasaran itu, beberapa jemaah haji pun terbuai ajakan untuk tur ke kota yang memiliki pelabuhan laut dan bandar udara berstandar internasional, Jeddah Islamic Port dan King Abdul Aziz Airport. Keduanya melayani arus manusia dan barang secara interkontinental. Puncak sibuknya, saat pra dan pasca ibadah haji.
Saat itu jam menunjukkan tepat angka 2.30 siang, saat rombongan jemaah haji meninggalkan Mekkah menuju Jeddah. Waktu itu suhu udara 45 derajat celsius. Begitu panasnya, hingga AC bus yang membawa rombongan jemaah haji seakan tidak berfungsi. Jarak pemisah kedua kota sekitar 70 km ini, ditempuh selama 45 menit saja. Lewat jalan ‘bebas hambatan’ yang mulus dan padat.
Ada yang menarik. Right time in the right moment! Saat tiba di kota yang luas dan berkontur tanah serba datar ini, rombongan jemaah haji langsung melaksanakan salat asar berjemaah di Masjid Qishas. “Masjid ini dulunya tempat dilakukan hukuman bagi pelanggar syariah Islam, Makanya, masjid ini dinamakan Qishas yang juga berdekatan dengan makam Siti Hawa-mbahnya umat manusia- ,” kata Ustad Izhar Haya, TPHD Malut sebagai guide tour.
Selesai salat di masjid yang berarsitektur unik ini, jemaah haji terpana dengan sebuah spanduk di samping masjid itu. Spanduk itu bertuliskan, National Day Kingdom Saudi Arabia, 23nd September. Hari itu merupakan hari dibentuknya kerajaan monarki absolut ke-84, yang hampir semua wilayahnya tandus tapi kaya-raya oleh kandungan “emas hitam”nya. Banyak jemaah haji tak mau sia-siakan momen ini untuk berpose di depan spanduk itu.(*)
Baca juga : Kronologi Jemaah Haji Wafat di Atas Pesawat
//