INIPASTI.COM, Fingerprint Scanners atau pemindai jari merupakan terobosan yang telah cukup lama menjadi standar di dunia smartphone, terutama perangkat kelas menengah keatas. Namun, seiring dengan berjalannya waktu telah banyak vendor yang menghadirkan fitur dalam membuka ponsel yang terkunci tersebut ke dalam pilihan perangkat berharga murah mereka, salah satu contohnya adalah Hot S besutan Infinix.
Pemindai jari pun telah diterima dengan baik oleh kebanyakan pengguna smartphone saat ini. Kemudahan serta tingkat keamanan yang jauh lebih tinggi menjadi nilai jual yang saling menguntungkan, diantara konsumen dan produsen. Dengan demikian, jangan heran bila pemindai jari akan menjadi standar umum di seluruh segmen pasar smartphone dalam waktu dekat, dari yang termurah hingga yang paling mahal.
Tak elok rasanya jika kita hanya menikmati fitur tersebut tanpa mengetahui cara kerjanya. Berangkat dari rasa penasaran yang tinggi, akhirnya kami bisa membeberkan cara kerja yang sesungguhnya dari pemindai jari. Setidaknya, terdapat 3 metode teknologi pemindai jari yang berbeda, baik yang telah digunakan ataupun direncakan hadir ke dalam smartphone. Berikut penjabarannya.
Optical Scanners
Metode paling tua dari sebuah pemindai jari adalah dengan menangkap gambar sidik jari dan mencocokannya dengan data yang tersimpan, atau yang disebut sebagai Optical Image Scanners. Saat kamu menempelkan jari ke alat tersebut, maka secara otomatis peta dari sidik yang menempel akan direkam sebagai gambar, dan langsung tersimpan sebagai data.
Ketika kamu menempelkan jari yang sama, maka alat tersebut akan mulai mencocokan pola yang terdapat pada kulit sidik dengan teknik algoritma. Teknik tersebut akan mencocokan pola yang menempel pada alat dengan data yang telah disimpan sebelumnya. Jika cocok, maka perintah yang ditetapkan, seperti membuka kunci layar, akan langsung dilakukan.
Secara ringkas, Optical Scanners akan bekerja layaknya camera smartphone, yang bertugas untuk merekam dan memindai sidik jari yang menempel kepadanya. Pola sidik jari menjadi kunci utama alat tersebut dalam membedakan setiap jari-jemari yang menempel kepadanya. Sayangnya, tingkat keamanan dari metode ini sangat rendah, sehingga sangat mudah untuk mengelabui proses pemindaian yang terjadi. Dengan demikian, sudah banyak vendor yang meninggalkan Optical Scanners.
Capacitive Scanners
Metode pemindai jari yang paling banyak digunakan saat ini adalah Capacitive Scanners. Pemindaian ini melibatkan sebuah alat elektronik berukuran kecil sebagai intinya, yang bernama kapasitor. Melalui alat tersebut, pola sidik jari yang menempel akan dikumpulkan menjadi data, lalu disimpan sebagai langkah lain membuka kunci.
Capacitive Scanners menyimpan muatan listrik yang sangat kecil, yang berguna untuk menghubungkannya kepada piringan konduktif yang terdapat pada permukaan pemindai. Hal tersebut menjadi langkah utama dalam melacak pola sidik jari secara lebih rinci. Bahkan, tingkat kedetailan metode ini jauh lebih tinggi dibandingkan Optical Scanners. Setiap pola sidik jari akan dipindai dengan cara menyematkan molekul-molukel listrik ke sela-sela alur yang ada pada kulit jari, dan mengembalikannya ke piringan konduktif.
Membingungkan? Jika dijelaskan secara rinci, maka Capacitive Scanners menggunakan metode mencetak, yang bahan dasar dari pencetaknya adalah molekul listrik. Molekul-molekul tersebut akan membentuk pola sidik jari yang menempel kepadanya. Dalam waktu singkat, cetakan yang telah siap langsung dikirimkan ke dalam kapasitor untuk dicocokan dengan data pola sidik jari yang telah tersimpan sebelumnya.
Walau menggunakan listrik, kita tak perlu takut untuk tersetrum. Pasalnya, molekul listrik yang dimanfaatkan begitu kecil dan hanya berfungsi sebagai pencetak, sehingga kamu tidak akan merasakan sensasi menyengat saat memindai jari.
Ultrasonic Scanners
Metode terbaru yang dalam waktu dekat akan menggantikan posisi Capacitive Scanners adalah Ultrasonic Scanners. Bahkan, terdapat satu perangkat smartphone yang telah menggunakannya, yakni Le Max Pro. Qualcomm dan Sense ID juga menjadi vendor yang tengah mencoba menghadirkan teknologi tersebut dalam waktu dekat.
Apa yang membuatnya begitu menarik? Sesuai dengan namanya, Ultrasonic Scanners mengkolaborasikan dua buah perangkat keras ultrasonic, transmitter dan receiver, dalam memindai sidik jari penggunanya. Ultrasonic transmitter akan menjadi pusat penerimaan sidik jari, dengan memanfaatkan pulse, yang nantinya dipantulkan kepada sensor, dengan data berupa pola sidik yang terperinci.
Pola yang telah dipetakan nantinya akan dikirim sebagai sinyal kepada pulse, yang langsung dikalkulasi secara manual dengan data yang sebelumnya tersimpan. Semakin lama pemindaian terjadi, maka tingkat detail dari pola sidik jari yang direkam akan semakin lengkap. Bahkan, pemindaian yang terjadi bisa dikembangkan menjadi model 3 dimensi digital. Model 3 dimensi digital tersebutlah yang menjadi kunci tingkat kemanan tinggi dari metode pemindaian dengan Ultrasonic Scanners. (arenagadget)