KABUL – Unjuk rasa oleh kelompok Hazara menuntut pengalihan jalur yang dilalui pembangunan pembangkit listrik, berakhir dengan terjadinya bom bunuh diri, Sabtu (23/7). Satu ledakan telah mengoyak-ngoyak unjuk rasa yang berlangsung di ibu kota Afganistan, Kabul, dan dikhawatirjan merenggut jiwa, kata pejabat berwenang.
Polisi dilaporkan, melarikan para korban ke rumah sakit setelah ledakan di lapangan Deh Mazang itu.
Ribuan orang dari kelompok minoritas Hazara, menuntut perubahan rute pembagian aliran listrik tersebut.
Mereka marah karena rencana pembangunan tersebut tidak melewati pemukiman yang dihuni banyak penduduk Hazara.
Penyebab ledakan masih belum jelas, namun berita Tolo mengutip laporan yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya bahwa ledakan itu berasal dari bom bunuh diri.
Sebagian besar wilayah kota ditutup dari unjuk rasa tersebut.
Para demonstran mengibarkan spanduk dan meneriakkan “matilah diskriminasi”, mereka marah karena 500kV transmisi listrik dari Turkmenistan ke Kabul tidak akan melewati provinsi Bamyan dan Wardak, yang memiliki banyak penduduk dari suku Hazara.
Aljazeera melaporkan, pada pukul 19.35 wita, telah ada 20 korban yang tewas akibat bom bunuh diri tersebut, dan melukai 160 orang lainnya. Diduga, dua ledakan tersebut menargetkan para pengunjuk rasa di Kabul, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ismail Kawusi.