Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, isu bakal masuknya jutaan buruh asal Tiongkok sangat sensitif dan harus disikapi secara hati-hati oleh pemerintah. Isu itu tidak boleh sama sekali digampangkan.
Fadli mengatakan, konflik etnis yang melibatkan etnis Tiongkok di masa lalu, telah menjadi luka kolektif bangsa. Kita tidak ingin soal buruh asing ini akan mengusik kembali konflik dan luka lama itu.
“Kita punya problem sejarah terkait konflik etnis yang melibatkan etnis China, baik pada masa kolonial maupun sesudah kemerdekaan. Itu sebabnya, isu mengenai buruh asing asal China merupakan isu sensitif. Pemerintah tidak boleh menggampangkan isu ini menjadi semata-mata soal angka atau ekonomi,” ujar Fadli, seperti yang dikutif dari portal resmi Partai Geridera, Sabtu 23 Juli 2016.
Selain itu, isu mengenai buruh asing asal Tiongkok ini muncul ketika perekonomian nasional sedang dalam kondisi tidak baik. Ketimpangan ekonomi juga sedang parah-parahnya.
Pemerintah mestinya sensitif mengenai hal ini. Jangan sampai, ujar Fadli, pemerintah dianggap telah merampas kesempatan kerja bagi rakyatnya sendiri.
Menurut Fadli, tidak ada negara di dunia yang membuka pintunya sedemikian lebar bagi tenaga kerja asing, kecuali kualifikasinya memang tidak tersedia di dalam negeri.
“Di ASEAN saja, dalam MEA, kita punya perjanjian bahwa pekerja asing yang diperbolehkan hanya terkait delapan profesi dan itupun jabatannya spesifik dan telah ditentukan.
“Lah ini pemerintah tidak melakukan tindakan apapun atas ribuan buruh asal China yang kualifikasinya hanya buruh angkut, penggali tanah, tukang semen, atau tukang rumput,” risau Fadli.
Penulis : Nasrullah