INIPASTI.COM, GOWA – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gowa, Muchlis menghadiri sekaligus menjadi narasumber Dialog Empo Sipitangari. Dialog yang digelar oleh Dewan Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Gowa (DPP HIPMA GOWA) berlangsung di Warkop New Tosil, Jl Tun Abd Razak, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Jumat, (17/01/2020).
Kegiatan yang mengangkat tema ‘Jeneberang Titik Temu Pemanfaatan dan Pelestarian’ ini menghadirkan beberapa narasumber. Di antaranya Direktur WALHI Sulsel Muh Al Amien , ESDM Wilayah II Sulsel Djeni Abdullah, dan Kepala Seksi BBWS Jeneberang Hasanuddin.
Pada kesempatan tersebut, Sekda Gowa membeberkan upaya pemerintah dalam melakukan pemanfaatan dan pelestarian kawasan Sungai Jeneberang saat ini. Salah satunya, akan dilakukannya penanaman jenis Pohon Vetiver yang efektif untuk menahan erosi, sehingga dapat mencegah terjadinya longsor.
“Tanaman Vetiver ini sangat baik untuk menguatkan tanah jadi kami telah mengajak kerja sama jajaran Polres dan Dandim untuk mengecek lokasi mana yang cocok terutama daerah rawan longsor dan jalan provinsi,” katanya.
Selain itu, untuk mencegah longsor dan banjir terulang yang terjadi di wilayah Kabupaten Gowa tahun lalu, Pemerintah Pusat segera membangun bendungan baru untuk menampung debit air dalam jumlah besar di wilayah Kabupaten Gowa, Makassar dan sekitarnya. Ide tersebut muncul saat kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla awal tahun lalu.
” Bendungan ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan banjir,” jelasnya.
Tak sampai disitu, untuk dataran tinggi pun telah diedukasi para petani untuk menanam kopi di bantaran sungai di dataran tinggi dan bisa ditanam berdampingan dengan tanaman sayur yang biasa ditanam oleh para petani.
Olehnya, Muchlis turut menyampaikan apresiasi kepada HIPMA Gowa, karena telah mengadakan kegiatan atau diskusi seperti ini untuk menyamakan persepsi dan dengar pendapat.
Sementara itu Ketua DPP Hipma Gowa, Riring Hasyim mengatakan tujuan diadakannya dialog ini untuk menggalang pemikiran-pemikiran strategis yang akan dijadikan acuan dalam rangka mencari titik temu kebijakan strategis pencegahan bencana akibat kerusakan Lingkungan Khusunya di Perairan Sungai Jeneberang.(rls)