INIPASTI.COM, JAKARTA – Debat antara dua Calon Wakil Presiden baru saja digelar, saling klaim kemenangan antara pendukung kedua kubu ramai bersahutan, dan itu lumrah. Ada hal menarik yang sifatnya substansi perlu dicermati dari debat tersebut, debat yang berlangsung terbilang datar, bahkan dalam banyak sisi lebih menyerupai pidato.
Hal tersebut menjadi sorotan Demokrasiana Institute, kedua Cawapres dinilai lebih berupaya cari aman dengan cenderung menghindari benturan pandangan secara langsung.
“Labelnya memang debat tapi bila diamati seksama pelaksanaannya lebih menyerupai pidato, ada kecenderungan kedua Cawapres menghindari bentrokan ide terbuka secara langsung” jelas Zaenal Abidin Riam, Koordinator Presidium Demokrasiana Institute, Rabu (20/3).
Penyebab debat bernuansa pidato boleh jadi karena arahan tim masing-masing calon atau atas inisiatif Cawapres sendiri.
“Tidak mengherankan bila debat Cawapres lebih bernuansa pidato, sebelum debat kedua Cawapres sudah mengisyaratkan untuk tidak tampil menekan dalam debat, jadi ini suatu hal yang sudah diprediksi” terang Enal.
Kelemahan debat yang lebih bernuansa pidato, masyarakat tidak sepenuhnya mampu menangkap dan mengelaborasi perbandingan gagasan antara keduanya.
“Dengan model debat seperti itu, tidak semua kalangan masyarakat, khususnya yang sangat awam, mampu memperbandingkan secara jelas pikiran dari keduanya, boleh jadi mereka sesungguhnya berharap ada kontradiksi gagasan secara langsung agar jelas mana lebih unggul” tutupnya.[RLS DI]