INIPASTI.COM, JAKARTA – Indonesia diprediksi mengalami kerugian triliunan rupiah dalam satu bulan dan puluhan triliun rupiah dalam setahun apabila tetap mengandalkan sistem TV Analog dan tidak migrasi ke sistem TV Digital.
Menurut Global System for Mobile Communications Association (GSMA) Indonesia berpotensi kehilangan peningkatan ekonomi sebesar US$ 10,5 miliar atau sekitar Rp142,9 triliun.
Dilansir di laman CNN, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjelaskan TV analog memakan banyak frekuensi yang sebenarnya bisa digunakan untuk pengembangan digitalisasi salah satunya jaringan 5G yang telah lama dinanti.
Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa, Henri Subiakto penggunaan frekuensi tersebut bisa dilakukan asal Indonesia bisa menerapkan ASO sehingga bisa memiliki spektrum frekuensi dividen digital.
Henri mengatakan digital dividen ini bisa juga digunakan untuk teknologi berbasis internet bisa menghasilkan pendapatan besar bagi negara.
“Itulah kenapa di berbagai negara analog, digitalisasi TV dengan ASO ini jadi penting. Maka ini harus jadi kesadaran bersama, jangan biarkan kita mundur karena ini untuk pengembangan ekonomi digital.
Nanti Indonesia bisa menjadi negara terbelakang dalam pemanfaatan alokasi dividen digital,” ujar Henri beberapa waktu lalu.
Mantan Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Ishadi SK menyampaikan TV digital bisa memberikan negara berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga dividen digital berupa spektrum frekuensi.
“Potensi PNBP kita bisa Rp40 triliun sampai Rp70 triliun. Efisiensi frekuensi ini bisa digunakan pemerintah untuk kepentingan-kepentingan lain,” kata Ishadi.
Ishadi mengatakan pemerintah bisa memperoleh dividen digital spektrum sebesar 112 MHz.
Ia menjelaskan TV analog banyak memakan pita frekuensi 700 MHz sebanyak 328 MHz. Apabila TV analog beralih ke digital, maka hanya dibutuhkan 176 MHz bagi stasiun televisi (syakhruddin)