INIPASTI.COM, MAKASSAR-Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel selama ini giat mensosialisasikan budidaya rumput laut E.cottonii (K.alvaresii) dengan cara yang baik kepada pembudidaya rumput laut.
Di Sulsel ini, rumut laut adalah salah satu sumber ekonomi yang menjanjikan, namun jika tidak dikelola dengan benar justru petani rumput laut akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Rumput laut ini adalah tanaman tingkat rendah yang belum dapat dibedakan antara daun, batang dan akar. Keseluruhan dari morfologinya disebut dengan thallus. Dalam klasifikasi dimasukkan kedalam devisi thallophyta.
Thalli pada rumput laut sekaligus berfungsi sebagai akar untuk menyerap nutrien (zat hara), sebagai daun untuk menyerap cahaya matahari dan berfotosintesis, dan sebagai batang untuk tempat menyimpan zat organik (karagenan)
DKP Sulsel menjelaskan keunggulan dari budidaya rumput laut, yakni meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir, teknologinya sederhana, modal kecil dan menguntungkan, dapat dimassalkan, periode pemeliharaannya singkat (42-47 hari), permintaan pasar tinggi, menyerap tenaga kerja serta produk olahannya beragam.
Untuk budidaya rumput laut ada beberapa metode yang dilakukan, yakni metode dasar. Metode ini keuntungannya, tidak banyak biaya, diperlukan kedalaman 30-60 cm, penanamannya mudah, baik untuk dasar yang keras. Namun kerugiannya, pemangsaan relatif tinggi, tidak cocok dasar berlumpur dan pertumbuhan lambat.
Sementara metode lepas, keuntungannya, terhindar dari pemangsaan hewan dasar, pertumbuhan lebih baik dari metode dasar, biaya konstruksi relatif murah, kedalaman air 60- 120 cm. Sementara kerugian dari metode ini, pengembangan terbatas pada daerah sub-litoral, rawan pengaruh salinitas rendah pada musim hujan.
Dan metode terakhir adalah metode terapung. Metode ini memiliki keuntungan, yakni pemasangan relatif rendah, cocok semua tipe dasar perairan, pertumbuhan lebih cepat, dapat dilakukan pada air yang lebih dalam (2-10 m). Adapun kerugian yang bisa ditimbulkan dari metode ini, biaya investasi besar, rawan dari pengaruh suhu tinggi dan ultraviolet-B pada musim kemarau, serta dapat mengganggu transportasi laut (kapal nelayan).(nasrullah)