Inipasti
Advertisement
  • Home
  • News
    • All
    • Bencana Alam
    • Berita
    • Citizen Reporter
    • Fenomena
    • Kebakaran
    • Politics
    • Science
    • World
    Delapan Rumah Terbakar di Jl. Andi Tonro 6, 62 Jiwa Terdampak

    Delapan Rumah Terbakar di Jl. Andi Tonro 6, 62 Jiwa Terdampak

    PPP Buka Peluang Ubah Syarat Caketum Jelang Muktamar 2025, Nama Eksternal Menguat

    PPP Buka Peluang Ubah Syarat Caketum Jelang Muktamar 2025, Nama Eksternal Menguat

    Kontroversi Pengamanan Kejaksaan oleh TNI: Antara Supremasi Sipil dan Sinergi Antar-Lembaga

    Kontroversi Pengamanan Kejaksaan oleh TNI: Antara Supremasi Sipil dan Sinergi Antar-Lembaga

    Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut: 13 Korban Meninggal Dunia, Termasuk 4 Prajurit TNI

    Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut: 13 Korban Meninggal Dunia, Termasuk 4 Prajurit TNI

    Tragedi Ledakan di Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi TNI

    Tragedi Ledakan di Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi TNI

    Rektor UGM dan Sejumlah Pejabat Kampus Digugat Terkait Ijazah Presiden Jokowi

    Rektor UGM dan Sejumlah Pejabat Kampus Digugat Terkait Ijazah Presiden Jokowi

    Skandal “Qatar-gate”: Jejak Dana dari Qatar ke Lingkaran Dalam Netanyahu Terbongkar

    Skandal “Qatar-gate”: Jejak Dana dari Qatar ke Lingkaran Dalam Netanyahu Terbongkar

    Kesaksian Penyidik KPK dalam Sidang Hasto Kristiyanto: Rp400 Juta untuk Talangi Suap PAW Harun Masiku

    Kesaksian Penyidik KPK dalam Sidang Hasto Kristiyanto: Rp400 Juta untuk Talangi Suap PAW Harun Masiku

    Dapur Tadco Siapkan 4 Ton Beras Premium untuk Jamaah Haji Indonesia di Makkah

    Dapur Tadco Siapkan 4 Ton Beras Premium untuk Jamaah Haji Indonesia di Makkah

    Paus Leo XIV: Paus Pertama dari Amerika Serikat, Pewaris Semangat Perdamaian Paus Fransiskus

    Paus Leo XIV: Paus Pertama dari Amerika Serikat, Pewaris Semangat Perdamaian Paus Fransiskus

    Trending Tags

    • Donald Trump
    • Future of News
    • Climate Change
    • Market Stories
    • Election Results
    • Flat Earth
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Sains & Teknologi
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • All
    • Bencana Alam
    • Berita
    • Citizen Reporter
    • Fenomena
    • Kebakaran
    • Politics
    • Science
    • World
    Delapan Rumah Terbakar di Jl. Andi Tonro 6, 62 Jiwa Terdampak

    Delapan Rumah Terbakar di Jl. Andi Tonro 6, 62 Jiwa Terdampak

    PPP Buka Peluang Ubah Syarat Caketum Jelang Muktamar 2025, Nama Eksternal Menguat

    PPP Buka Peluang Ubah Syarat Caketum Jelang Muktamar 2025, Nama Eksternal Menguat

    Kontroversi Pengamanan Kejaksaan oleh TNI: Antara Supremasi Sipil dan Sinergi Antar-Lembaga

    Kontroversi Pengamanan Kejaksaan oleh TNI: Antara Supremasi Sipil dan Sinergi Antar-Lembaga

    Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut: 13 Korban Meninggal Dunia, Termasuk 4 Prajurit TNI

    Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut: 13 Korban Meninggal Dunia, Termasuk 4 Prajurit TNI

    Tragedi Ledakan di Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi TNI

    Tragedi Ledakan di Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi TNI

    Rektor UGM dan Sejumlah Pejabat Kampus Digugat Terkait Ijazah Presiden Jokowi

    Rektor UGM dan Sejumlah Pejabat Kampus Digugat Terkait Ijazah Presiden Jokowi

    Skandal “Qatar-gate”: Jejak Dana dari Qatar ke Lingkaran Dalam Netanyahu Terbongkar

    Skandal “Qatar-gate”: Jejak Dana dari Qatar ke Lingkaran Dalam Netanyahu Terbongkar

    Kesaksian Penyidik KPK dalam Sidang Hasto Kristiyanto: Rp400 Juta untuk Talangi Suap PAW Harun Masiku

    Kesaksian Penyidik KPK dalam Sidang Hasto Kristiyanto: Rp400 Juta untuk Talangi Suap PAW Harun Masiku

    Dapur Tadco Siapkan 4 Ton Beras Premium untuk Jamaah Haji Indonesia di Makkah

    Dapur Tadco Siapkan 4 Ton Beras Premium untuk Jamaah Haji Indonesia di Makkah

    Paus Leo XIV: Paus Pertama dari Amerika Serikat, Pewaris Semangat Perdamaian Paus Fransiskus

    Paus Leo XIV: Paus Pertama dari Amerika Serikat, Pewaris Semangat Perdamaian Paus Fransiskus

    Trending Tags

    • Donald Trump
    • Future of News
    • Climate Change
    • Market Stories
    • Election Results
    • Flat Earth
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Sains & Teknologi
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Inipasti
No Result
View All Result
Home Opini

Guru Gaul Versus Guru Kaku

Nugrahayu Ayu by Nugrahayu Ayu
June 26, 2024
in Opini
0
Menggugat Dan Menggugah Guru Menulis

Oleh : Ahmad Usman
Dosen Unversitas Mbojo Bima

Inipasti.com, Menggugah untaian kalimat bijak William Arthur Ward. The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires (Guru yang biasa-biasa memberitahu, guru yang baik menjelaskan, guru yang lebih baik mendemonstrasikan, guru yang hebat mengilhami).
Guru yang baik akan memperoleh tiga “gaji” sekaligus. Yaitu, “gaji” ekonomis (uang), “gaji” teologis (amal ibadah), dan “gaji” sosial (kesan dan ingatan yang baik dari para muridnya, paling tidak didoakan) (Warsono, 2017).
Menjadi guru itu seperti cahaya yang tinggi, ia akan menerangi penghuni rumah, jika di tonggak listrik, dia menerangi pencari jalan, meski hanya sekelip bintang kecil di langit tinggi, ia adalah pedoman bagi pengharung samudra (Novia, 2010).
Jika ada istilah ustad gaul, maka ada juga guru gaul. Guru gaul adalah guru yang mampu membangun komunikasi dengan anak didiknya dengan manusiawi; guru yang tidak membuat jarak yang terlalu lebar terhadap anak didiknya; guru yang mampu memahami bahasa pergaulan anak didiknya. Guru gaul adalah guru yang humanis; guru gaul adalah guru yang komunikatif; guru gaul adalah guru yang adaptif. Guru gaul mampu menempatkan dirinya kapan sebagai seorang kawan dan kapan sebagai orang tua. Guru gaul adalah guru yang cerdas secara sosial.
Guru gaul akan membuat nyaman situasi belajar mengajar. Kondisi kelas yang nyaman membuat guru gaul adalah akan lebih mudah dalam menerima materi ajar sang guru. Meskipun materi disampaikan dalam kondisi tidak tegang bukan berarti tidak mengindahkan tata tertib dan aturan yang berlaku. Seorang guru gaul tetap mampu mengendalikan kelas tetap on the track dengan fleksibelitas yang masih ditolerir.
Guru gaul berusaha untuk terus berinovasi agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan tercapai tujuannya. Guru gaul, guru yang mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman, kondusif untuk belajar. Dengan menciptakan suasana saling hormat antar guru dan anak didiknya diharapkan dapat membentuk karakter anak didik yang cerdas dan berakhlak mulia.

Pribadi Guru yang Kaku
Menghadapi peserta di zama now, guru tidak boleh statis, jadul, fixed mindset, dan kaku. Guru yang memiliki fixed mindset biasanya cenderung kaku, tertutup, dan takut akan perubahan alias tidak berani keluar dari “zona nyaman”. Guru tidak boleh terjebak dalam pola-pola pembelajaran yang lama dan kaku juga cenderung tidak memberikan ruang dan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan serta mengeksplorasi dirinya.
Karakteristik kognitif pribadi guru yang kaku adalah (1) tampak terlalu dikuasai oleh rencana pelajaran, rencana dan penggunaan waktu yang kaku, terjerat dalam penyimpangan; (2) tidak mampu menangani sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, terutama dalam keadaan mendesak; (3) proses kognitif tampak lambat dan kaku; (4) tidak mampu melihat dirinya secara perspektif; (5) memaafkan diri sendiri dan berusaha mempertahankan diri.Kognitif guru yang kaku terlihat (1) tidak mencatat tanda-tanda masalah yang timbul, yakni memperhatikan anak yang pandai dan kurang memperhatikan anak yang lambat; (2) memandang siswa lebih rendah dan melindungi siswa dengan penilaian intelektual; (3) membuat penilaian secara serampangan; (4) lebih banyak menghukum dan kurang memberikan ganjaran secara memadai (Mohamad Syaefudin dan Heri Triluqman Budisantoso, 2007).

Sikap kognitif guru terhadap materi dan metode guru yang kaku : 1) ) Terikat pada isi stilabus tanpa mempertimbangan kebutuhan siswa yang dihadapi. 2) Terpaku pada satu atau dua metode mengajar tanpa memperhatikan kesesuaiannya dengan sifat materi pelajaran. 3) Terikat hanya pada satu atau dua format dalam merencanakan pengajaran. 4) Pendekatan pengajarannya lebih preskriptif (perintah/hanya memberi petunjuk atau ketentuan) (Syah, 2017).
Tipe guru yang kaku adalah dominatif. Tipe guru yang dominatif yaitu guru yang selalu mendominasi atau menguasai murid, menentukan dan mengatur kelakuan murid. Tipe guru yang dominatif juga tidak mengizinkan seorang murid melewati batas atau jarak sosial tertentu. Guru yang berkepribadian semacam ini akan sering mencampuri apa yang dilakukan oleh murid dan hal ini dapat menimbulkan konflik antara guru dengan murid bahkan siswa cenderung tidak mau bersosialisasi dengan guru dan menganggap (berpersepsi) kepribadian guru tersebut adalah hal yang tidak perlu ditiru (Djamarah, 2010).
Ada sejumlah sifat guru yang membuat siswa malas belajar, di antaranya : suka berkata kasar, galak, tidak disiplin, tidak menguasai materi, tidak memeriksa tugas/pr, suka menghukum dengan semena-mena, tidak adil, suka membanding-bandingkan, tidak memberikan contoh yang baik, dan tidak perhatian.

Gaul (Bersahabat)
Guru sekarang ini tidak lagi menyandang predikat “pegawai statis” atau “guru jadul” tapi berubah menjadi “guru gaul”. Gaul di sini juga mestinya memiliki nilai konotasi positif, artinya guru siap update dengan berbagai informasi baru baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Guru gaul yang baik adalah guru yang tidak hanya memposisikan dirinya sebagai seorang pengajar akan tetapi juga sebagai sahabat untuk siswanya. Sahabat yang bisa dibilang selalu ada di saat siswanya selalu membutuhkannya.
Guru yang dicintai oleh anak didiknya adalah yang bisa menjadi sahabat dalam belajar. Guru yang menjadi sahabat ini adalah hal baru dan penting untuk diperhatikan.
Guru gaul yakni guru yang terus menjalin hubungan dengan teman-teman sejawatnya. Hanya dengan demikian guru dapat memperoleh informasi yang baik demi meningkatkan profesionalismenya.
Kata gaul itu artinya berhubungan/berteman/berkawan/bersahabat. Sahabat artinya sejawat, kawan, teman, dan ikhwan. Persahabatan artinya perkawanan dan pertemanan. Sebuah silaturahim yang mengandung keakraban, keramahan, dan kehangatan yang menyenangkan dan membahagiakan. Salah satunya persahabatan guru dan murid.
Bersahabat adalah berteman/berkawan yang menyenangkan dalam pergaulan (KBBI, 2017). Sikap bersahabat/komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan yang lain (Kemendiknas, 2010).
Sutlistyowati (2012) bahwa bersahabat atau komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Bersahabat merupakan hubungan yang didasari oleh persamaan yang mempengaruhi perilaku dan kepercayaan satu sama lain serta seseorang akan mendapatkan kesenangan dari hubungan tersebut (Kail & Cavanaugh, 2010). Jadi sikap bersahabat adalah sikap atau tindakan yang berhubungan dengan orang lain yang di dalamnya terdapat komunikasi yang mudah dimengerti sehingga terwujud suasana yang menyenangkan dalam bekerjasama.
Sifat-sifat seorang sahabat: (1) jika engkau membuat bakti kepadanya, ia akan melindungimu; (2) jika engkau rapatkan persahabatan dengannya,ia akan membalas baik persahabatanmu itu; (3) jika engkau memerlukan pertolongan daripadanya berupa uang dan sebagainya, ia akan membantumu; (4) jika engkau menhulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, ia akan menerima dengan baik; (5) jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu, ia akan menutupnya; (6) jika engkau meminta suatu bantuan daripadanya ia akan mengusahakannya; (7) jika engkau berdiam diri (karena malu hendak meminta), ia akan menanya kesusahanmu; (8) jika engkau berkata kepadanya, ia akan membenarkannya; (9) jika engkau merancang sesuatu, ia akan membantumu; dan (10) jika engkau berselisih faham, niscaya ia lebih senang mengalah untuk kepentingan persahabatan (Imam Al Ghazali dalam A.Karim Omar, 2012).
Guru merupakan tenaga profesi yang mempunyai tugas pokoknya adalah mengajar dan mendidik kepada para siswa menjadi insan-insan unggul (being excelence) dan cerdas, bukan hanya cerdas dalam ranah intelektual, namun cerdas pula dalam ranah lain yakni kinestetis, emosional, spiritual, dan sosialnya.
Ketahuilah, sebagai pendidik, di luar ranah akademik ada area yang sifatnya universal, yang biasa disebut dengan domain ekstra akademik, suatu tempat pertalian relasi antara manusia dan manusia. Aristoteles memformulasinya dengan: men is a social beings.

Gaul = Kecerdasan Sosial
Kata gaul bisa ditafsirkan multi-arti dan penulis mengartikan sebagai guru yang cerdas secara sosial. Menurut Edward Lee Thorndike (Purwa Atmaja Prawira, 2014) mengklasifikasikan kecerdasan menjadi tiga tipe, yaitu kecerdasan rill (concrete intelligence), kecerdasan abstrak (abstract intelligence), dan kecerdasan sosial (social intelligence).
Kecerdasan sosial merupakan rujukan tepat bagi kecerdasan yang tak hanya tentang relasi kita dengan orang lain namun dalam relasi itu (Goleman, 2007). Bahkan kemampuan sosial menunjukkan kemampuan terbesar yang berhubungan dengan banyak aspek yang sangat dekat pada konstruk kecerdasan sosial (Riggio & Reichard, 2008).
Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard, pencetus teori Multiple Intelligence mengajukan 8 jenis kecerdasan yang meliputi: cerdas bahasa : cerdas dalam mengolah kata; cerdas gambar: memiliki imajinasi tinggi; cerdas musik :peka terhadap suara dan irama; cerdas tubuh : trampil dalam mengolah tubuh dan gerak; cerdas matematika dan logika: cerdas dalam sains dan berhitung; cerdas sosial :kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain; cerdas diri : menyadari kekuatan dan kelemahan diri; cerdas alam : peka terhadap alam sekitar; cerdas spiritual :menyadari makna eksistensi diri dalam hubungannya dengan pencipta alam semesta.
Delapan kecerdasan atau yang lebih dikenal istilah kecerdasan jamak/majemuk (multiple intelligences) ini merupakan pengembangan dari kecerdasan otak, emosional dan spiritual. Kecerdasan jamak/majemuk pada saat ada yang menggolongkan dalam delapan jenis yaitu: kecerdasan linguistik, logika-matematika, spasial, kinestetik tubuh, musikal, interpersonal, intrapersonal dan naturalis.
Kecerdasan adalah kemampuan mengelola kepintaran. Orang yang sukses kadang orang yang tidak terlalu pintar, akan tetapi bisa mengelola orang pintar. Kecerdasan membuat Anda tahu siapa orang pintar yang cocok mengerjakan jenis pekerjaan tertentu. Kecerdasan membuat Anda bisa mengambil keuntungan dari kombinasi kepintaran.
Telaah tentang arti kecerdasan biasanya akan terkait dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan aspek pikiran untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan. Oleh para ahli psikologi, konsep kecerdasan dibakukan dalam suatu pengertian yang sering disebut dengan inteligensi. Gardner (Suparno, 2004:17) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam berbagai situasi yang nyata.
Memiliki kecerdasan yang tinggi adalah harapan bagi semua orang, namun seseorang yang secara intelektual cerdas sering kali bukanlah orang yang paling berhasil dalam kehidupan sehari-hari (Cooper, 1999). Individu dikatakan berhasil dalam kehidupannya apabila individu tersebut mampu mengatasi konflik, mampu memanfaatkan peluang, mampu menjalin hubungan dengan orang lain serta lebih siap dan lebih cekatan dibandingkan orang lain. Kamampuan tersebut adalah hasil dari sebuah kecerdasan yang disebut kecerdasan emosional. Menurut Goleman (2005) banyak orang cerdas secara akademik tetapi kurang mempunyai kecerdasan emosional, ternyata gagal dalam meraih kesuksesan di tempat kerja.
Kecerdasan sosial, yaitu kecerdasan yang terbentuk ketika hendak membangun sebuah relasi yang produktif dan harmonis. Selain dapat membangkitkan solidaritas sosial, hikmah ibadah puasa dapat meningkatkan kualitas relasi dengan sesama, seperti kerabat, tetangga, rekan kerja atau atasan. Relasi ini sangat mungkin berjalan dengan baik jika seseorang mampu mendemonstrasikan sejumlah elemen penting dalam kecerdasan sosial.
Kecerdasan sosial merupakan kecerdasan yang mencakup interaksi kelompok dan erat kaitannya sosialisasi. Kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan untuk mengetahui orang lain adalah bagian yang tak terpisahkan dari kondisi manusia.
Kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya (Buzan dalam Ahmad Usman, 2023).
Suean Robinson Ambron (1981)mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing seseorang ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif (Syamsu Yusuf, 2008).
Kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia. Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini (Stephen Jay Could dalam Ubaydillah, 2022).
Komponen penting membangun kecerdasan sosial (social intelegence) adalah komunikasi dan pendidikan. Kecerdasan sosial adalah kematangan kesadaran pikiran dan budi pekerti untuk berperan secara sosial dalam kelompok atau masyarakat (Amstrong dalam dr. Rinaldi Nizar).
Menurut definisi asli Edward Thorndike, kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola pria dan wanita, anak laki-laki dan perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam hubungan manusia. Hal ini setara dengan kecerdasan interpersonal, salah satu jenis kecerdasan yang diidentifikasi dalam Howard Gardner ‘s Teori kecerdasan ganda , dan erat terkait dengan teori pikiran.
Menurut Sean Foleno, kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk memahami dirinya atau lingkungannya secara optimal dan bereaksi dengan tepat untuk melakukan sosial sukses.
Kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya. Orang dengan kecerdasan sosial tinggi tidak akan menemui kesulitan saat memulai suatu interaksi dangan seseorang atau sebuah kelompok baik kelompok kecil maupun besar. Ia dapat memanfaatkan dan menggunakan kemampuan otak dan bahasa tubuhnya untuk “membaca” teman bicaranya. Kecerdasan sosial dibangun antara lain atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, secara khusus perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan kehendak. Dalam bentuk yang lebih maju, kecerdasan ini memungkinkan orang dewasa membaca kehendak dan keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan itu disembunyikan. Kecerdasan sosial ini juga mencakup kemampuan bernegoisasi, mengatasi segala konflik, segala kesalahan, dan situasi yang timbul dalam proses negoisasi. Semua keterampilan itu membolehkan seseorang dengan kecerdasan sosial tinggi sanggup berperan sebagai teman bicara dan sekaligus pendengar yang baik, serta sanggup berhubungan dengan banyak orang.
Kecerdasan sosial erat kaitannya dengan kata “sosialisasi”. Suean Robinson Ambron (2011) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing seseorang ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Syamsu Yusuf (2002), penyesuian sosial pada setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah sejauh mana seseorang dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkan daripadanya. Kedua, seberapa banyak kepuasan yang diperoleh seseorang. Kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini.

Kecerdasan Sosial Guru
Bersahabat merupakan hubungan yang melibatkan kesenangan, kepercayaan, saling menghormati, saling mendukung, perhatian, dan spontanitas (Hall dalam Saputro, 2014). Biasanya seseorang akan mendapatkan sahabat tanpa adanya suatu perencanaan, sahabat akan datang dengan sendirinya seiring dengan proses sosialisasi yang dijalani.
Baron & Byrne (2004) mendifinisikan bahwa bersahabat adalah hubungan yang membuat dua orang atau lebih menghabiskan waktu bersama, berinteraksi dalam berbagai situasi, tidak mengikuti orang lain dalam hubungan tersebut, dan saling memberikan dukungan emosional. Tanda persahabatan sesorang dapat dilihat dari adanya interaksi seseorang yang melakukan berbagai aktivitas dengan sahabatnya. Dalam aktivitas bersahabat, berlangsung perjumpaan komunikatif di mana individu melakukan interaksi yang saling memperhatikan, rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Di sana terjalin dan tumbuh subur hati dan perasaan cinta damai yang memungkinkan orang mengekspressikan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Guru gaul kaitan pembahasan ini, penulis terjemahkan sebagai guru yang cerdas secara sosial. Karena, salah satu dari empat kompetensi utama guru yakni kompetensi sosial. Olehnya itu, semua pembahasan pada bab ini, mengupas tuntas kecerdasan sosial guru.
Kecerdasan seorang guru yang dirindukan siswa tentu saja tidak hanya sekadar cerdas intelektual saja, tapi meliputi berbagai kecerdasan lainnya, seperti kecerdasan sosial, emosional, dan kecerdasan spiritual. Guru yang cerdas secara intelektual, sosial, emosional, dan spiritual tentu saja merupakan aset termahal dalam dunia pendidikan.
Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial (“gaul”) dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Gumelar dan Dahyat (2002) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan “kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.” Di antaranya: bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga; berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat; beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya; dan berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.
Kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya. Orang dengan kecerdasan sosial tinggi tidak akan menemui kesulitan saat memulai suatu interaksi dangan seseorang atau sebuah kelompok baik kelompok kecil maupun besar. Ia dapat memanfaatkan dan menggunakan kemampuan otak dan bahasa tubuhnya untuk “membaca” teman bicaranya. Kecerdasan sosial dibangun antara lain atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, secara khusus perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan kehendak. Dalam bentuk yang lebih maju, kecerdasan ini memungkinkan orang dewasa membaca kehendak dan keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan itu disembunyikan. Kecerdasan sosial ini juga mencakup kemampuan bernegoisasi, mengatasi segala konflik, segala kesalahan, dan situasi yang timbul dalam proses negoisasi. Semua keterampilan itu membolehkan seseorang dengan kecerdasan sosial tinggi sanggup berperan sebagai teman bicara dan sekaligus pendengar yang baik, serta sanggup berhubungan dengan banyak orang.
Kecerdasan sosial adalah penentu kesuksesan dan perbaikan pada pelaksanaan kewajiban-kewajiban seseorang (Goleman, 2006), menjadikan seseorang bermanfaat bagi lingkungan sekitar (Suyono, 2007), sebagai prediktor popularitas (Meijs, et al., 2008), sebagai prediktor kesehatan psikologis (Hooda et al., 2009), sebagai kunci komunikasi dan inovasi di dunia kerja, sebagai dasar membantu memfasilitasi efektivitas dan keberhasilan kepemimpinan (Beheshtifar & Roasaei, 2012).
Kecerdasan sosial (social intelligence) kini tampaknya kian menduduki peran yang amat penting ketika kita hendak membangun sebuah relasi yang produktif dan harmonis.Relasi kita dengan kerabat, dengan tetangga, dengan rekan organisasi, rekan kerja atau juga dengan atasan mungkin bisa berjalan dengan lebih asyik kalau saja kita mampu mendemonstrasikan sejumlah elemen penting dalam kecerdasan sosial.
Ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk meningkatkan kecerdasan sosial: tubuh bicara lebih banyak; tubuh dapat lebih banyak bicara dari kata-kata; tubuh dirancang untuk berkomunikasi dengan orang lain; 55% makna yang akan disampaikan dalam aktivitas tercermin pada sikap fisik; tanpa kata-kata tubuh dapat mengkomunikasikan apakah seseorang sedang sedih, senang, marah, kecewa, bahagia, malu, takut, khawatir, gugup, antusias, percaya diri, minder, cemas; dan sadarilah hal tersebut.

Guru yang “Relate”
Menjadi seorang guru zaman now yang tidak ketinggalan zaman alias kekinian merupakan hal yang kompleks dan menantang. Siswa saat ini yang merupakan  generasi Z, memiliki karakter they always want more, percaya diri, ambisius, berorientasi pada pencapaian, tech savvy, easy going, dan berpikiran terbuka sangat mengharapkan teladan, contoh kejujuran, integritas, tanggung jawab, kualitas, dan profesionalisme dari gurunya dalam menjalankan perannya (Nita Oktifa, 2022).
Bagaimana menjadi guru gaul itu? Bangunlah relasi antar guru sebanyak mungkin, salah satunya lewat menulis atau blogging. Dengan demikian akan terjalin hubungan silaturrahim antar guru. Selain itu guru bisa berdiskusi satu sama lain. Menulis bagi seorang guru akan meningkatkan kompetensinya. 
Salah satu hasil temuan menunjukkan bahwa yang dibutuhkan siswa saat berada di sekolah adalah guru yang “relate” dengan mereka. Kata “relate” adalah istilah gaul yang sering digunakan oleh netizen belakangan ini dan banyak berseliweran di media sosial. Kata “relate” berasal dari Bahasa Inggris yang secara verba memiliki tujuh arti, yaitu “memaparkan”, “mengisahkan”, “menceritakan”, “mempertalikan”, “menghubungkan”, “berkenaan”, dan “berhubungan dengan”.
Dalam bahasa gaul, relate dimaknai berhubungan, menunjukkan posting-an yang diunggah melalui media sosial pernah atau dialami seseorang. Pendidikan yang merdeka berarti guru dengan murid memiliki perasaan yang gembira baik sebelum, saat, maupun setelah pembelajaran. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, guru tidak bisa membawa murid ke masanya dahulu (Silvia Noviana N., 2022).
Guru harus menciptakan pengalaman belajar yang relate dengan muridnya yang juga sebagai generasi Z (lahir tahun 1997-2012). Di mana manga, game online, K-Pop/K-drama, TikTok maupun media sosial lainnya adalah pilihan yang mengasyikkan bagi mereka dibandingkan mendengarkan ceramah dari guru. Meskipun menjadi relate dengan murid bukan strategi jitu untuk menciptakan pendidikan yang merdeka, hal ini patut dicoba oleh guru sebagai upaya bangkit lebih kuat.
Menjadi dekat dengan murid–di mana sekarang kita berada di zamannya mereka–is my dream. Tentunya dengan sebuah batasan dan memegang adab agar pendidik tidak kehilangan marwahnya. Menciptakan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan, melepas penat dari masalah yang ada di rumah adalah cita-cita. Sehingga bukan lagi masalah perubahan kurikulum yang perlu dibahas. Tetapi media, metode, ataupun strategi pembelajaran yang tepat dan menyenangkan.
Bukan hanya sekadar menyenangkan, tapi juga tepat, efisien, dan efektif untuk diterapkan. Kolaborasi dengan berbagai pihak yang lebih berpengalaman juga mampu memberikan wawasan tentang bagaimana tantangan perubahan zaman akan semakin kompleks. Memanfaatkan apa yang disukai dan dialami oleh murid sebagai media pembelajaran bisa memudahkan dalam proses mendidik.
Kekhawatiran mengenai kemampuan dan pengetahuan akademis yang menurun bukanlah satu-satunya masalah dalam pendidikan. Karakter dan akhlak yang mengalami kemunduran merupakan tantangan bagi guru. Peserta didik lebih mudah menyerap dan meniru dari yang mereka sukai. Melihat banyaknya konten kurang mendidik yang tidak seluruhnya dapat terfilter dengan baik menjadi pemicu banyak masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Siapapun berharap menjadi relate dengan murid tidak disalahartikan dengan pandangan yang negatif bahwa nanti murid bisa semena-mena dengan guru. Sebagai orang dewasa di sekolah kita yang paling tahu porsi relate yang harus diterapkan. Sehingga murid tidak segan untuk menyampaikan permasalahan yang mereka alami. Menyampaikan permasalahan pada orang yang tepat lebih baik dibandingkan terjerumus dan justru malah menyebabkan terjadinya perilaku (Silvia Noviana N., 2022).
Beberapa model atau tipe relasi yang pada umumnya terjalin antara guru dan murid. Salah satu model relasi tersebut adalah collegial. Model relasi collegial adalah model relasi yang memposisikan guru sebagai rekan, teman atau sahabat bagi murid-murid. Dalam relasi ini, guru tidak bersikap otoriter. Sebaliknya, guru dan murid memiliki relasi yang dekat seperti teman satu dengan yang lain. Dalam relasi ini, guru dan murid dapat saling berdiskusi dan bercerita satu sama lain tanpa merasa canggung atau tertekan (Kolo, et al, 2017).
Model relasi lainnya adalah model relasi mentoring. Menurut Russel dan Nelson (2009), mentoring merupakan proses mengembangkan manusia dengan tujuan menolong mereka untuk mencapai potensi maksimum mereka. Menurut American Psychological Association (2012), salah satu peran mentor adalah “provides wisdom, advice, counsel, couching”. Artinya, seorang mentor menjadi tempat bagi murid-murid untuk bercerita, dibimbing, diarahkan, dinasihati dan mendampingi murid ketika menghadapi berbagai permasalahan.

Kelebihan dan Kekurangan
Guru yang gaul tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan guru yang gaul adalah mereka dapat membaur dengan murid-muridnya, materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para murid, dapat membuat murid tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, dapat mengambil perhatian murid, menciptakan pertemanan atau persahabatan dengan para murid, dan dapat mengerti para murid. Kekurangan guru yang gaul adalah jika guru lengah, maka guru tersebut akan dikerjai muridnya, murid melupakan wibawa gurunya, murid menjadi semaunya dengan guru tersebut, dan kadang materi yang disampaikan tidak efektif. Semua kekurangan yang ada tidak akan menjadi masalah bagi guru yang gaul, toh ini semua tergantung kita sebagai murid dalam menyikapi guru yang gaul tanpa melupakan nilai-nilai penting dan etika yang harus diperhatikan dan diingat baik. Jadi karena sekolah itu adalah proses, kegaulan seorang guru jangan menjadi kesempatan untuk bersenang-senang tetapi marilah kita jadikan kesempatan itu untuk menyelesaikan sekolah dengan proses yang menyenangkan (Vincent Fabian Thomas, 2015).
Guru cerdas yang generasi milenial saat ini adalah yang bisa menggunakan teknologi dan cerdas dalam mengetahui situasi pembelajaran. Yakni : guru harus melek digital; guru yang dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai sumber belajar dan komunikasi pembelajaran; guru yang mahir menyuguhkan pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna; dan guru harus menjadi role model–teladan.
Saatnya guru berubah ! Mengubah model dan strategi mengajar, mengubah pola pikir dari fixed mindset ke growth mindset, mengubah media dan bahan ajar, bahkan guru harus mampu mendesain media belajar sendiri. Dengan perubahan tersebut diharapkan : siswa belajar lebih menyenangkan, materi ajar lebih cepat tercerna karena menggunakan media dan bahan ajar yang cocok, guru pun akan lebih cepat menuntaskan segala tugas yang dituntut dalam profesinya.
Menjadi guru zaman now sekaligus guru masa depan, minimal harus memenuhi kriteria : terus-menerus belajar, bukan sekadar kewajiban tapi belajar sebagai kebutuhan; student centered; adaptif; visioner; melek teknologi; kolaboratif; kreatif, inovatif; inspiratif; open-minded, memiliki kualitas sebagai guru yang efektif, dan reflektif.
Guru gaul yang dirindukan di abad 21 ini adalah seorang guru yang mampu menjadi mentor bagi siswanya, selain yang disebutkan di atas.
Semoga !!!

Bagikan:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)
  • Click to print (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Related

Inipasti

© 2024 inipasti.com - Hanya yang pasti-pasti aja inipasti.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politics
    • Business
    • World
    • Science
  • Entertainment
    • Gaming
    • Music
    • Movie
    • Sports
  • Tech
    • Apps
    • Gear
    • Mobile
    • Startup
  • Lifestyle
    • Food
    • Fashion
    • Health
    • Travel

© 2024 inipasti.com - Hanya yang pasti-pasti aja inipasti.

%d