[Tepian Hikmah] Pilkada di Barru bukan hanya sebuah pertarungan politik. Ia adalah panggung tempat masyarakat menentukan arah masa depan mereka, sebuah simpul sejarah yang kelak akan dikenang. Dari data survei, kita mendapati sebuah realitas yang menarik: mayoritas warga Barru, meski mayoritas Muslim, ternyata tidak menjadikan gender sebagai halangan untuk memilih pemimpin perempuan. Namun, di tengah keterbukaan ini, seorang pria berdiri, H. Muh. Aras, sosok yang tak hanya dikenal tetapi juga dipercayai oleh hampir seluruh masyarakatā94,72% mengenalnya.
H. Muh. Aras bukan hanya nama. Ia adalah sebuah ceritaācerita tentang perjalanan seorang pemimpin yang telah menapaki jalan panjang dalam memperjuangkan pendidikan dan kesejahteraan rakyat Barru. Sebagai mantan anggota DPR RI, rekam jejaknya mencerminkan keberpihakan pada rakyat kecil, sebuah kualitas yang tak dapat direduksi menjadi angka-angka survei semata. Elektabilitasnya, yang bersaing ketat dengan kandidat lain, mencerminkan potensi besar yang bisa digali lebih dalam.
Mengapa pria? Mungkin bagi sebagian, pertanyaan ini terasa sederhana, bahkan klise. Tetapi bagi banyak warga Barru, pria sebagai pemimpin bukan sekadar tradisi, melainkan sebuah simbol tanggung jawab dan keberanian. Ayat-ayat dari Al-Qur’an, seperti An-Nisa 34, sering dijadikan landasan. Namun menariknya, meskipun mayoritas responden (62,07%) tidak mempermasalahkan pemimpin perempuan, tidak berarti bahwa pandangan tradisional itu hilang begitu saja.
Pemimpin itu seperti pepatah: Di Pundak Pemimpinlah Kita Menaruh Beban, namun tanggung jawab kitalah yang memastikan bahwa bahu yang kita pilih cukup kokoh untuk menanggung beban itu.
H. Muh. Aras memiliki kesempatan unik untuk mengharmoniskan tradisi dan modernitas. Ia tidak hanya membawa suara lama yang mendambakan stabilitas, tetapi juga energi baru yang menginginkan perubahan. Dukungan terhadapnya bukan hanya dukungan terhadap seorang kandidat, tetapi juga terhadap gagasan bahwa seorang pemimpin yang telah membuktikan dirinya di tingkat nasional dapat membawa manfaat besar di tingkat lokal.
Barru adalah tanah yang kayaādengan laut, sawah, dan hati rakyat yang penuh harapan. Di tengah harapan-harapan itu, ada kebutuhan mendesak untuk perbaikan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan desa. Semua ini membutuhkan pemimpin yang tangguh dan berpengalaman, pemimpin yang dapat berbicara dengan fakta dan bertindak dengan hati.
Pilkada ini adalah ujian bagi kita semua, apakah kita memilih berdasarkan janji atau kenyataan. H. Muh. Aras telah menunjukkan realitasnya: ia hadir, ia berbuat, dan ia menginspirasi. Pada akhirnya, keputusan ada di tangan rakyat Barru. Tetapi jika kita percaya pada pentingnya pengalaman, keberanian, dan keteguhan, maka mungkin jawabannya sudah jelas. Pilkada adalah momen yang singkat, tetapi dampaknya akan dirasakan selama bertahun-tahun. Pilihlah dengan hati. Pilihlah untuk masa depan. Pilihlah H. Muh. Aras yang berpasangan dengan Aska Mappe, ARASKA, Paslon Juara, Nomor 1.
Ajakan untuk memilih H. Aras, bukanlah ajakan politik tanpa alasan, bahkan ajakan ini berkaitan dengan masa depan Kabupaten Barru, ajakan yang berlandaskan budaya dasar masyarakat Barru yang sangat religius. Masa depan Kabupaten Barru akan sangat ditentukan oleh siapa pemimpinnya sekarang. Masyarakat Barru kehilangan peluang mengembangkan kampung halamannya nyaris satu dekade. Ia kehilangan momentum. Kini waktunya memikirkan kembali pemimpin yang paling pas untuk Barru, lalu, kami menyodorkan H, Aras, sebagai pilihannya, bukan sekedar karena ia memiliki pengalaman, yang sangat mumpuni, tetapi ia juga mendapatkan dukungan publik yang sangat kuat. Berdasarkan, survei dan polling yang ada, ia satu-satunya kandidat yang mengalami trend meningkat dalam elektabilitas, sementara dua kandidat lain mengalami stagnasi, bahkan penurunan yang drastis. Ini petunjuk, profil H. Aras dikehendaki oleh masyarakat Barru.Ā
(Mammu Syah)Ā