INIPASTI.COM – Terlepas dari segala kontroversinya seorang Jose Mujica, seperti legalisasi ganja dan aborsi, ada satu hal yang tidak akan pernah dilupakan dari kiprahnya selama menjadi presiden Uruguay. Dirinya tercatat sebagai salah satu presiden termiskin sepanjang sejarah dunia, mungkin pada masa dahulu banyak pemimpin yang mirip seperti Jose Mujica, namun di zaman modern, beliaulah yang pantas dinobatkan sebagai figur teladan bagi pemimpin negara lainnya.
Selama menjadi presiden Uruguay, tercatat dirinya tidak mau mengambil 90% gajinya sebagai presiden, ini sangat fenomenal, karena biasanya sebagian besar pejabat tinggi negara akan memanfaatkan momentumnya menjabat untuk meraih kekayaan sebesarnya-besarnya. Jalan pikiran seperti itu sah-sah saja bagi setiap pejabat, menjadi kaya dan bersenang-senang dengan kekayaannya itu pilihan hidup mereka, sepanjang mendapatkan kekayaannya itu bukan dengan menghalalkan segala cara dan merugikan orang lain.
Menjadi kaya, bahkan bisa jadi bukan hanya pilihan melainkan merupakan impian kebanyakan orang, karena banyaknya kekayaan dapat memudahkan setiap orang mendapatkan akses terhadap banyak bidang, termasuk kesehatan dan pendidikan.
Namun memilih hidup sederhana juga opsi yang kadang diambil sebagian orang lainnya, meskipun kurang menarik dan jarang ada orang yang memilihnya. Tetap saja ada orang-orang yang rela menjalani hidupnya jauh dari mewahnya kehidupan penuh kekayaan, di sini maksudnya adalah mereka yang sebenarnya berkesempatan menjalani hidup berkelimpahan kekayaan, namun mereka tidak memilihnya, orang itu termasuk Jose Mujica
Negeri kita, Indonesia tahun depan akan kembali melangsungkan pemilihan umum serentak, diharapkan proses tersebut akan menghasilkan para pemimpin berintegritas dan dapat menjadi tauladan masyarakatnya. Pertanyaannya, apakah Indonesia membutuhkan figur seperti Jose Mujica ini?
Menurut penulis, negeri ini butuh pemimpin yang tidak sekedar mencari pencitraan saja, apalagi hanya saat kampanye menjelang Pemilu. Bedanya antara pencitraan dengan kehidupan yang benar-benar sederhana adalah kalau pencitraan itu tidak mencerminkan kehidupan sebenarnya sang tokoh, mereka hanya akan bersikap baik, saat disorot media massa atau dilihat banyak orang.
Sedangkan kalau aslinya sederhana, maka mau hanya sendirian atau sedang bersama-sama, tidak akan mengubah sikapnya sama sekali. Mau dipuji atau bahkan disindir, perilakunya tetap akan konsisten, apa adanya bukan ada apanya.
Diharapkan jika Indonesia berhasil memiliki presiden sekaliber Jose Mujica, maka para jajaran petinggi negaranya kemungkinan besar akan mengikuti jejaknya, karena pasti tidak enak bagi mereka apabila mereka berfoya-foya tapi pemimpin tertingginya hidup.
Contohnya kasus Sambo dan para petinggi Polri lainnya saat ini lagi disorot karena aset kekayaan yang berhasil mereka kumpulkan jauh melebihi pendapatan asli seorang pejabat polisi. Meskipun presiden Joko Widodo kemudian memberikan para anak buahnya ini pengarahan supaya tidak terjerumus ke dalam kubangan kekayaan, tapi tetap saja efeknya tidak akan banyak berpengaruh terhadap gaya hidupnya masing-masing.
Tapi apakah ada di antara bakal calon presiden kita yang mirip dengan Jose Mujica? Untuk saat ini kelihatannya belum ada, entah apakah kelak saat mereka memimpin akan berubah gaya hidupnya atau tidak.
Karena nampaknya Jose Mujica ini menjalani hidup sederhananya sudah cukup lama, bahkan sebelum dirinya diangkat menjadi presiden Uruguay, terlihat dari rumah dan kendaraannya yang tidak dapat dikategorikan sebagai aset dan barang mewah. Di sisi lain bertransformasi menjadi sederhana, setelah sebelum hidup penuh kekayaan, akan jauh lebih sulit daripada mereka yang sudah membiasakan hidupnya jauh dari kemewahan.
Penulis sendiri kalau ada presiden sesederhana Jose Mujica di Indonesia, selama kapasitas dan kemampuannya memimpin juga bagus, maka tidak ada salahnya menjabat lebih dari satu periode. Karena dampaknya secara sosial akan jauh lebih luas ke seluruh rakyat Indonesia, mereka akan mendapatkan keteladanan luar biasa dari presiden semacam ini, dan tidak menutup kemungkinan akan diikuti gaya hidupnya oleh sebagian rakyatnya.