INIPASTI.COM, IRAN- Kedua Negara Iran dan Amerika Serikat kian memanas. Seorang anggota parlemen Iran menyerukan warga negaranya untuk menyerang Gedung Putih.
Hal ini secara langsung sebagai respons atas pembunuhan komandan Pasukan Quds, Jenderal Qassem Soleimani, oleh militer Amerika Serikat (AS). Pembunuhan jenderal top Teheran itu atas perintah Presiden Donald Trump
Sebelumnya Iran melakukan serangan balik melalui internet. Hacker dari Iran meretas situs resmi pemerintah Amerika Serikat.
Tampilan layar hasil hacker Iran di situs resmi Amerika Serikat
Serangan para hacker Iran terjadi setelah beberapa jam presiden Donald Trump mengancam akan menghancurkan 52 situs Iran. Salah satunya adalah situs budaya milik Iran.
Kini seorang anggota parlemen melakukan seruan aksi menindak situasi yang dialami Iran. Lebih lanjut, Iran dapat menyerang Gedung Putih dan dapat merespons mereka di tanah Amerika.
“Kami memiliki kekuatan, dan insya Allah kami akan merespons pada waktu yang tepat,” kata anggota parlemen Abolfazl Abutorabi pada hari Minggu, seperti dikutip dari kantor berita Iran, ILNA, Senin (6/1/2020).
Washington menganggap Soleimani bertanggung jawab atas kematian ratusan anggota pasukan Amerika, dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)—induk dari Pasukan Quds—telah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah AS.
“Iran harus menghancurkan gigi Amerika,” kata Abutorabi selama pidato berapi-api di depan Parlemen Iran.
Selain itu, Iran menyiapkan hadiah sebesar USD80 juta (Rp1,1 triliun) bagi siapa saja yang bisa membantai kepala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Semakin memanas setelah Iran buka sayembara itu dikeluarkan. Ini diumumkan setelah serangan udara Amerika menewaskan komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani.
Pengumuman hadiah itu disiarkan langsung stasiun televisi Iran, Channel One, ketika jutaan orang Iran turun ke jalan untuk menghadiri pemakaman Soleimani beberapa hari lalu.
(Dhirga Erlangga)