INIPASTI.COM, MAKASSAR– Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin mengambil kebijakan terkait proses pembelajaran bagi mahasiswa Kepaniteraan Klinik pada Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat (IKGM). Mahasiswa yang mendaftarkan diri sebagai relawan Covid-19 disetarakan dengan kegiatan kepaniteraan klinik.
Hal ini diungkapkan oleh Dekan FKG Unhas, drg. Muhammad Ruslin, M.Kes, Ph.D, Sp.BM(K), Jum’at (3/4). Menurut Ruslin, kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari seruan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi terkait mobilisasi relawan mahasiswa untuk penanganan Covid-19 dan terkait pembelajaran selama masa darurat Covid-19.
Selain itu, juga ada himbauan dari Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) agar penyelenggara program pendidikan kedokteran gigi dapat menggerakkan mahasiswa secara sukarela dan gotong royong sebagai relawan kemanusiaan guna mendukung pencegahan meluasnya COVID-19 di Indonesia.
“Jadi kami merespon kebijakan pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dan juga kebijakan pimpinan Unhas. Ini adalah bentuk apresiasi kami terhadap mahasiswa yang terlibat sebagai relawan,” kata drg. Ruslin.
Untuk merealisasikan kebijakan tersebut, Ketua Departemen IKGM Prof. Dr. drg. Burhanuddin Dg. Pasiga, MS., telah menyusun suatu konsep konversi sehingga kegiatan mahasiswa sebagai relawan dapat dinilai sebagai proses pembelajaran pada mata kuliah Kepaniteraan Klinik.
Sekretaris Departemen IKGM FKG Unhas, drg. Nur Syamsi, M.Kes, menjelaskan bahwa kegiatan relawan penanganan Covid-19 memiliki keterkaitan yang erat dengan mata kuliah Kepaniteraan Klinik. Hal ini sesuai dengan domain yang diharapkan dalam kompetensi dokter gigi, yakni mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju kesehatan gigi dan mulut yang prima.
“Pada mata kuliah ini terdapat kompetensi terkait kemampuan menilai kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan menggunakan data hasil survei, data epidemiologis, dan evidence base, mengidentifikasi faktor risiko yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut masyarakat, serta merencanakan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat,” kata Nur Syamsi.
Dengan identifikasi tersebut, lanjut Nur Syamsi, mahasiswa diharapkan dapat melakukan upaya promotif dan preventif dengan jalan mengkomunikasikan dan menerapkan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat serta menganalisis program kesehatan gigi dan mulut masyarakat pada masa pandemik Covid-19 dengan cara memanfaatkan teknologi dan informasi untuk kepentingan pelayanan.
Dalam melaksanakan kegiatan sebagai relawan, mahasiswa akan lebih banyak berperan pada bidang komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Dengan demikian, pemanfaatan teknologi telekomunikasi dan informasi menjadi hal yang vital. Meskipun demikian, faktor resiko tetap saja ada, dimana sewaktu-waktu mahasiswa dapat berinteraksi dengan pasien.
Untuk itu, salah satu syarat yang dibutuhkan bagi mahasiswa untuk dapat menjadi relawan Covid-19 FKG Unhas adalah memperoleh ijin orang tua atau wali. Saat ini terdapat 55 mahasiswa yang telah mendaftarkan diri dan terlibat sejak pekan lalu dalam upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.
Dekan FKG Unhas selanjutnya mengatakan bahwa kebijakan mengkonversi kegiatan mahasiswa relawan Covid-19 ini telah memperoleh persetujuan Senat Akademik FKG Unhas. Dengan demikian, Departemen IKGM FKG Unhas memiliki landasan hukum yang kuat untuk terlibat sebagai relawan tanpa mengganggu proses pembelajaran.
“Saya berharap kegiatan mahasiswa kami sebagai relawan Covid-19 dapat memberi kontribusi bagi upaya bersama menghentikan sebaran virus. Kami mengharapkan dukungan berbagai pihak, terutama dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Semoga wabah ini dapat kita atasi dalam waktu secepatnya,” tutup drg. Ruslin.(*/ir)