INIPASTI.COM, PALU – Halaman kampus jadi tempat penampungan bagi 40 KK pengungsi Palu dengan sekitar 200 jiwa.
Para pengungsi itu adalah korban gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Palu Donggala dan sekitarnya, Jumat 28 September 2018.
Demikian ditegaskan Wakil Rektor I Universitas Al-Khairaat Palu 2017, Dr. Muhammad Yasin, S.E., M.P kepada media di Palu, Selasa (16/10/2018).
Dijelaskan, penanganan pengungsi dilakukan dengan koordinasi dengan berbagai pihak.
Sehingga secara bersama meringangkan beban derita dan mencarikan jalan keluar pasca gempa, tandas doktor pertanian PPs-Universitas Padjajaran Bandung 2011.
Posko peduli bencana yang dibentuk di kampus telah mendapat bantuan dari berbagai kalangan termasuk dari Fakultas Tehnik Industi UMI dan United Tractor, berupa penjernihan air bersih.
Proses pembelajaran telah dimulai pada Senin (15/10/2018) perkuliahan sudah dimulai tetapi pada hari pertama masih sangat sedikit mahasiswa yang masuk kampus.
Hal demikian dimaklumi karena trauma, kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Dosen sendiri sudah mulai masuk kampus Senin (8/10/2018).
Gempa dan tsunami bagi civitas akademika kampus, ada seorang Dosen Dipekerjakan LLDIKTI IX, Nasir Lambogo meninggal dunia.
Serta lima orang mahasiswa, kata Wakil Sekjen Pengurus Besar Al-Khairaat. (yahya)