INIPASTI.COM, TAKALAR – Kecelakaan maut kembali terjadi. Kali ini kejadian yang melibatkan dua orang pemuda itu terjadi di jalan poros Gowa-Takalar. Tepatnya di Kelurahan Palleko Kabupaten Takalar pada 31 Mei 2018 lalu.
Menurut saksi mata, Zulqadar Daeng Gassing (36), tabrakan maut tersebut terjadi sekira pukul 19.00 WITA. Pemuda yang mengendarai motor bebek dari arah Gowa yang belakangan diketahui bernama Rizal (24), mengendarai motornya dengan sangat kencang. Sedangkan pemuda yang satu bernama Munir Yusuf (18) dari arah berlawanan mengendarai motor matic.
“Memang yang orang Borong Baji (Rizal,red) itu kencang sekali. Ia dari arah Utara, yang satu dari arah Selatan. Mereka masing-masing di tengah-tengah jalan. Tabrakan terjadi, mereka terpental ke pinggir jalan, dan suara tabrakannya terdengar jelas di telingaku,” ujar Daeng Gassing.
Kejadian itu membuat Rizal meninggal di tempat. Daeng Gassing menuturkan bahwa Rizal terlihat mengalami patah tulang pada leher, kaki, dan tangannya. Velg motornya pun tampak bengkok akibat tabrakan yang sangat keras itu. “Kalau yang satu (Rizal,red) itu meninggal di tempat. Sedangkan Munir masih sempat dilarikan ke rumah sakit,” jelasnya.
Namun naas, Munir yang dikenal pemuda sopan dan ramah di Pangngunjurang Kelurahan Panrannuangku ini juga meninggal dunia. Anak dari imam lingkungan, Muh Yusuf Daeng Ruppa ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Takalar pada Jum’at, 1 Juni 2018 sekitar pukul 01.00 dini hari.
Setelah shalat subuh, masyarakat pun berdatangan untuk melayat di rumah kediaman Daeng Ruppa tempat disemayamkan jenazah Munir. Setiap yang datang seakan tak menyangka Munir akan meninggal pada usianya yang masih belasan tahun itu.
Dengan tenang, Muh Yusuf tampak berusaha menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya atas apa yang menimpa putra kesayangannya itu. Ia yang juga sebagai seorang pendakwah itu pun memberikan pesan-pesan atas kejadian tersebut.
“Namanya ajal, tidak memandang umur, yang muda meninggal, apalagi yang tua. Siapa saja, kalau sudah tiba ajalnya pasti akan mati juga. Kita yang hidup ini tinggal menunggu giliran. Karena hidup memang tinggal menunggu giliran. Hanya waktu, tempat, dan sebab kematian kita yang kita tidak ketahui. Namun yang pasti, ya kematian itu,” ujarnya.
(Sule)