INIPASTI.COM. MAKASSAR – Banyaknya informasi atau berita-berita dengan keberpihakan tertentu, hoax berbau propaganda yang menjamur di media-media Indonesia saat ini dinilai tidak mampu menghasilkan karya jurnalistik yang independen.
Hal itu ditanggapi ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kota Makassar Qodriansyah Agam Sofyan usai memaparkan materi tentang politik media pada latihan dasar kepemimpinan mahasiswa Fakultas Sosial Ilmu Politik Universitas Bosowa (Unibos) Makassar dengan mengungkapkan sebagian kecil pembaca dari media yang independen.
“Berdasarkan hasil penelitian, 22 % orang membaca media yang independen, 70% media keberpihakan yang tidak independen, dan itu masih sedikit,” ungkap Qodriansyah, Selasa (24/1/2017).
Dikatakannya, melahirkan karya independen itu berat, dimulai dari akurasi datanya, dan tidak hanya langsung menerima dan menyebarkan.
“Media itu sebagai kontrol sosial pada masyarakat untuk mempengaruhi dari informasi yang kita dapatkan, dan yang harus diketahui bahwa informasi harus independen dengan data yang betul-betul akurat, bukan informasi yang tidak jelas keakuratannya, datanya betul-betul benar agar masyarakat tidak terjerumus dengan berita hoax yang mengandung keberpihakan,” kata Qodriansyah.
Dia pun juga menganjurkan agar peran media dalam memfilter karya jurnalistik yang betul-betul karya sebenarnya yang bukan informasi dari sumber hoax.
“Misi kita, bagaimana masyarakat mampu memfilter sumber informasi yang tidak akurat agar masyarakat cerdas dalam memilah informasi yang akurat datanya dan jangan mudah terpengaruh dari hal-hal yang berbau informasi hoax,” tukasnya.