INIPASTI.COM- DENPASAR – Keberadaan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) Kementerian Pertanian mendapat respons positif di daerah. Di Bali, Kostratani dinilai bisa memicu pertumbuhan pembangunan sektor pertanian, yang saat ini mengalami penurunan.
“Peran penyuluh akan semakin krusial, dan menjadi terdepan dalam pembangunan pertanian Bali,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, IB Wisnuardhana, dalam Focus Group Discussion (FGD) Pemantapan Kostratani Dalam Mendukung Ekspor Produk Pertanian, di Bali, Selasa (25/2/2020).
Wisnuardhana mengaku telah mengidentifikasi kekuatan Kostrada (Propinsi), mulai dari pemetaan penyuluh hingga sentra produksi komoditas unggulan.
Menurutnya, Bali punya banyak potensi komoditas ekspor, namun masih terkendala belum terjamin kontinuitas pasokan, dan optimalnya penerapan sistem mutu.
“Organisasi Kostratani dapat menjawab kebutuhan ini. Beberapa langkah strategis telah dipersiapkan untuk mendukung peningkatan ekspor,” jelasnya.
Langkah strategis tersebut antara lain registrasi kebun, sistem jaminan mutu, registrasi packing house, pengembangan komoditi unggulan spesifik lokasi dan
Penguatan kelembagaan petani, khususnya salak, jeruk, anggur, mangga, kakao, dan kopi.
Perekonomian di Bali saat ini mengalami pergeseran seiring berkembangnya sektor pariwisata yang lebih dominan untuk PDRB Bali. Diketahui sektor pertanian menduduki tempat kedua, dalam hal kontribusi terhadap PDRB atau sekitar 14,7%, namun kini sektor ini berangsur menurun.
Menurut Asisten Perekonomian dan Administrasi Daerah Provinsi Bali, Ni Luh Made Wiratmi, permasalahan klasik yang dihadapi adalah produk olahan belum ada pola produksi, sehingga petani hanya bekerja di sektor budidaya, dan belum menyentuh akses pasar.
“Hal ini yang ke depan menjadi tantangan bagi perkembangan pertanian di Bali. Ada kendala dalam akses pasar,” katanya.*