INIPASTI.COM, MEKAH – Ka’bah adalah bangunan yang sangat disucikan oleh umat Islam. Bahkan bangunan yang terletak di tengah-tengah Masjidil Haram itu masuk dalam 7 Keajaiban Dunia. Olehnya, setiap yang menyaksikannya secara langsung akan takjub. Begitu pula Jemaah Calon Haji (JCH) Termuda Jeneponto Dewi Rahayu (21).
Wanita kelahiran Bungung Kanunang 4 Juni 1998 ini mengungkapkan bahwa dirinya langsung menangis ketika menyaksikan Baitullah. “Rasanya apa yah? Entah kenapa langsung bergetar perasaanku, menangis keras-keras lihat Ka’bah. Takjub lihat Baitullah, ciptaanya Allah luar biasa,” kagumnya.
Dewi sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memanggilnya untuk bertamu ke ‘Rumah Allah’ di usianya yang masih terbilang muda. Ia bahkan mengaku tidak menyangka bisa berangkat menunaikan ibadah haji secepat itu.
“Bahagia sekali, karena alhamdulillah umur masih muda sudah ada panggilanku. Padahal saya kira masih lama, ternyata tiba-tiba namaku sudah keluar dari Kementerian Agama Jeneponto sebagai jemaah haji tahun 2019 ini,” ungkapnya.
Istri salah satu kepala desa di Bantaeng ini mengatakan bahwa dirinya didaftarkan oleh kedua orangtuanya pada tahun 2010. Saat itu, Dewi masih duduk di bangku kelas 2 SMP Negeri 1 Kelara.
Namun di balik kebahagiaannya itu, putri pasangan Syamsuddin dan Tia ini menyimpan kesedihan mendalam. Pasalnya, ia harus meninggalkan putrinya, Faras Arsya yang masih berusia 9 bulan.
“Sedihnya juga karena saya tinggalkan sementara keluarga kecilku. Apalagi anakku yang masih 9 bulan yang lagi asyik-asyiknya digendong,” kenang istri Kamaruddin ini.
Dewi yang tergabung dalam Kloter 30 Embarkasi Makassar ini telah berada di Kota Mekah sejak tanggal 28 Juli lalu. Selain bersama JCH Jeneponto, Kloter 30 juga berisi JCH dari 3 daerah lainnya, yaitu Kota Makassar, Toraja Utara, dan Sulawesi Tenggara. (Sule)