MATARAM — Politikus dan advokat Mahfud MD mengimbau masyarakat tidak mengusung poitik identitas dalam pemilu serentak mendatang. Sebab hal itu berpotensi memecah belah bangsa dan negara.
Menurut Mahfud, masyarakat memang diperkenankan untuk memilih calon legislatif atau presiden atas dasar kesamaan agama, suku, atau ras. Namun harus diupayakan hal tersebut tak memicu konflik.
“Oleh sebab itu selesai pemilihan, rukun. Karena agama, suku, kita memilih berdasarkan itu boleh saja, tapi jangan karena hal itu menjadi konflik, begitu selesai kita bersatu lagi,” ujar Mahfud saat menghadiri acara gerakan suluh kebangsaan di Hotel Golden Palace, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (12/2).
Oleh sebab itu, Mahfud mengajak, terutama pendukung calon presiden dan wakil presiden untuk tidak saling ejek. Dia menilai kedua pasangan calon tidak melakukan hal itu, tapi para pendukungnya.
“Yang muncul saling ejek kan pendukungnya, kita imbau pendukung (paslon) jangan bikin berita hoaks dan memancing pertengkaran karena kedua pasangan itu, dalam catatan saya dan kita semua, tidak ada yang saling ejek,” ucap Mahfud.
Dia berharap pada pemilu serentak mendatang tingkat partisipasi pemilih meningkat. Mahfud mengimbau masyarakat agar tidak golput dan memanfaatkan hak konstitusionalnya untuk memilih.
“Pilih mana saja yang lebih baik karena dalam demokrasi tidak akan ada calon pemimpin yang ideal, yang ada (calon pemimpin) yang relatif lebih baik dibandingkan yang lain,” kata Mahfud. (MDS01)