ANALIS politik, Jon Schwarz dari The Intercept, menilai pidato calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, menakutkan. Capres yang selalu mengeluarkan pernyataan kontroversial itu, disebut telah memanfaatkan berbagai situasi yang ada.
Berikut ini analisis Jon Schwarz terhadap isi pidato Trump.
Memanfaatkan Ketakutan
Pidato penerimaan Donald Trump dalam pencalonan presiden mungkin akan dikenang sebagai satu di antara pidato politik paling menakutkan dalam sejarah Amerika Serikat.
Bahkan, terhadap orang yang percaya bahwa bahaya otoritarianisme terhadap hak sipil warga AS sering dibesar-besarkan sekalipun, pidato Trump itu akan terdengar menggemakan kata-kata dan strategi dari para pemimpin dunia yang paling buruk pada masa lalu.
Trump hanya punya satu pesan bagi rakyat Amerika: Takutlah. Kalian berada di bawah ancaman kekuatan dari dalam maupun dari luar negara kalian, dan hanya dia satu-satunya orang yang dapat menyelamatkan kita.
Bagian paling menakutkan dari pidato itu adalah bagaimana dengan sangat halus namun sangat jelas Trump mulai meleburkan menjadi satu kekerasan terhadap polisi AS dengan terorisme: “Serangan terhadap polisi kita, dan terorisme di kota-kota kita,” katanya, “mengancam jalan hidup kita,”
Itu adalah pesan yang digemari oleh, dan paling berbahaya dari, para penghasut di mana-mana di sepanjang zaman. Jadi, kalau kita tahu bahwa musuh kita di luar sana begitu jahat, dan musuh kita di dalam negeri tidak lebih dari sekutu mereka, maka kita tentu akan merasa benar apabila kita melakukan apa saja kepada musuh kita di dalam negeri. Begitu kira-kira logikanya.
Jika diperhatikan, Trump sebenarnya lebih mengerikan, menakjubkan dan lebih hebat daripada kaum fanatik pada masa lalu, karena Trump berjanji akan menyelesaikan masalah itu hanya dalam waktu satu hari. “Kejahatan dan kekerasan yang hari ini merundung negara kita akan segera–maksud saya, akan sangat segera–berakhir,” janji Trump. “Mulai tanggal 20 Januari 2017, keamanan akan kembali pulih.”
Pemanfaatan ketakutan untuk menghancurkan demokrasi ini sudah begitu tua usianya karena hal itu sebenarnya telah digambarkan dalam karya Plato, Republik, yang ditulis dalam bahasa Yunani Kuno sekitar 380 tahun sebelum Masehi.
Tirani, penindasan, kata Sokrates dalam buku Republik, sejatinya adalah “buah dari demokrasi.” Para calon tiran, penindas, di setiap kesempatan selalu mengklaim akan melindungi orang dari bahaya mengerikan: “Itulah, dan bukan hal lain, yang merupakan akar yang akan menumbuhkan seorang tiran; ketika dia mula-mula muncul ke permukaan tanah sebagai pelindung.”