INIPASTI.COM – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta agar kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari luar negeri dikonsentrasikan ke Terminal 2F untuk meringankan operasional Terminal 3. Menurut dia, ada sekitar 3.000-4.000 kedatangan internasional per hari di Bandara Soekarno-Hatta, termasuk PMI.
“Kami sudah minta AP II untuk aktifkan Terminal 2F, saya harapkan (kepulangan) PMI konsentrasi di sana. Sehingga, tidak ada konsentrasi yang banyak di Terminal 3. Agar dilakukan segera dan sistematis, agar PMI dapat layanan yang baik dan cepat,” ujar Budi Karya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 25 Desember 2021.
Dilansir dilaman Tempo, Menhub menuturkan Damri juga sudah ditugaskan agar mengoperasikan lebih banyak armada untuk mengantar WNI dari Bandara Soekarno-Hatta ke lokasi karantina, antara lain Wisma Atlet, Rusun Pasar Rumput atau Wisma Nagrak.
Di tempat yang sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan telah dilakukan evaluasi serta diberikan sejumlah masukan agar proses kedatangan penumpang internasional semakin baik lagi ke depannya.
“Ke depan agar lebih baik, tentunya ada beberapa langkah yang kemudian memanfaatkan teknologi informasi dan bersinergi antara petugas yang ada untuk memastikan seluruh tahapan (kedatangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta) mulai dari masuk sampai mengarah ke hotel (lokasi karantina) semuanya berjalan,” kata Kapolri.
Listyo meminta kepada seluruh petugas agar melaksanakan dan mengawasi proses pemeriksaan dan karantina.
Pada kesempatan ini, di Terminal 3, Listyo juga melakukan video conference dengan personel di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) untuk memastikan prosedur kedatangan internasional di tengah pandemi berjalan baik.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan saat ini antrean keberangkatan WNI dari Bandara Soekarno-Hatta untuk menuju lokasi karantina sudah lebih cepat.
“Kami sudah cek, terima kasih kepada TNI dan Polri, kita pastikan antrean (dari Bandara Soekarno-Hatta ke lokasi karantina) lebih cepat dan tidak berjubel,” Ujar Budi Gunadi.
Sementara itu, Kemenhub menegur citilink karena mengoperasikan pesawat bermasalah, Kemenhub juga meminta penggantian perangkat dilengkapi traceability document.
“Tidak ada akal-akalan open/closed HIL, dan tidak ada status closed HIL dengan status pengadaan UMR (Urgent Material Request) untuk HIL tersebut yang masih open,” kata Dadun.
GMF juga diminta segera mengidentifikasi nomor seri komponen yang bermasalah untuk dilepas dari pesawat dan disimpan di area karantina.
Kemenhub pun meminta perseroan untuk memastikan permasalahan ketidaktersediaan suku cadang dan manajemen rantai pasok tidak menjadi bahaya laten yang berdampak kepada keselamatan penerbangan dan pemenuhan regulasi maupun prosedur yang berlaku.
“GMF AeroAsia segera menyelesaikan temuan audit nomor 8, 16, 18, 36, 37, 38, 39, 40, 42, dan hasil MOM tanggal 17 Desember 2021 sebelum 28 Desember 2021,” tulis Dadun.
Citilink, kata dia, harus meningkatkan fungsi kontrol dan pengawasan kepada GMF AeroAsia.
Tempo berupaya mengonfirmasi perihal surat teguran ini kepada Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto. Namun, hingga berita ini ditulis, pertanyaan Tempo belum ditanggapi.
Sementara itu, VP Corporate Secretary & CSR Citilink, Diah Suryani, menyatakan, perseroan terus melakukan koordinasi erat dan mempercayakan seluruh pemeliharaan pesawat kepada GMF sebagai penyedia jasa pemeliharaan pesawat.
Sehingga, seluruh pesawat Citilink yang dalam pemeliharaan memenuhi standar keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan.
Adapun VP Corporate Secretary & Legal GMF Rian Fajar Isnaeni menyatakan bahwa pihaknya telah memastikan bahwa seluruh pesawat pelanggan, dalam kasus ini Citilink, yang dirilis telah dinyatakan laik terbang.
“GMF telah memenuhi requirements sebagaimana tercantum dalam dokumen minimum equipment list (MEL) milik operator, yakni Citilink, yang telah dikeluarkan oleh pabrikan pesawat terbang dan disetujui oleh otoritas setempat,” kata Rian seperti dikutip dari pernyataan resmi (syakh/tempo)