INIPASTI.COM, SABANG – Pernah mendengar atau menyanyikan lagu ‘Dari Sabang Sampai Merauke’? Dalam lirik lagu tersebut mendeskripsikan Indonesia sebagai negara kepulauan. Sabang sebagai kota terluar bagian barat, dan Merauke sebagai kabupaten paling timur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mengunjungi kedua tempat tersebut mungkin merupakan impian banyak orang. Namun, tidak semua orang bisa mewujudkan mimpi itu. Saudara kita yang ada di timur, bisa saja mengatakan bahwa mengunjungi Sabang merupakan hal yang mustahil. Begitu pula sebaliknya, masyarakat Kota Sabang atau yang tinggal di Indonesia bagian Barat, mungkin mengunjungi Kabupaten Merauke hanyalah sebuah mimpi belaka.
Anggapan itu pun seakan dibantah oleh perempuan kelahiran Kabupaten Gowa, 23 Desember 1994, Nurul Fuadah. Sebagai masyarakat yang notabene merupakan orang Timur ini, ia sangat bersyukur bisa menginjakkan kaki di Kota Sabang yang merupakan titik nol kilometer Indonesia sebelah Barat itu. Sebagai warga Limbung, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ia tidak menyangka bisa berada ujung Indonesia.
“Akhirnya bisa sampai di sini juga, titik nol Indonesia bagian Barat. Dulu hanya bisa nyanyikan lagu, ‘Dari Sabang Sampai Merauke’. Sekarang aku berdiri di sini, menyaksikan keindahan alam Sang Pencipta, kehidupan begitu sangat tak terduga. Betapa Allah, Sang Pengatur Rencana Yang Sangat Apik,” tulis Nurul Fuadah dalam akun facebooknya sebagai caption fotonya di tugu ‘Kilometer 0 Indonesia’, Jum’at, 30 Maret 2018.
Putri kedua pasangan Drs Muh Akbar Samad dan Dra Rosmiati ini berkesempatan ke Sabang tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Bersama ke 6 rekan kerjanya, ia hanya merogoh kocek Rp1 Juta dari Pulau Nias ke Aceh dan Rp25 ribu tiket kapal laut ke Kota Sabang. Nominal tersebut tentu terbilang sedikit dibandingkan ia terbang dari kota kelahirannya. Sejak Oktober 2016 lalu memang ia telah bekerja di Puskesmas Botomuzoi yang terletak di Pulau Nias.
“Kami ke sini liburan saja, karena kebetulan tempat kerjaku di Nias kan dekat ke Aceh, makanya say ke sana untuk objek wisata bersejarah di Indonesia. Tidak dekat sih, cuma ongkosnya lebih ringanlah dibanding harus dari Makassar,” jelasnya kepada tim inipasti.com, Minggu, (1/4/2018).
Selama 3 hari berada di Kota Sabang, Alumnus Poltekkes Kemenkes Makassar ini mengunjungi beberapa destinasi wisata. Selain di Tugu Kilometer 0 Indonesia dan Tugu Pancasila, ia juga menikmati keindahan beberapa pantai di sana. Seperti, Pantai Sumur Tiga, Pantai Iboih, Pantai Rubiah, Pantai Gapang, dan lain sebagainya. Tak lupa ia juga mengunjungi Masjid Baiturrahman Banda Aceh.
“Tadi dari Masjid Baiturrahman Banda Aceh, terus ke Sabang main ke pantai, hampir beberapa pantai saya singgahi terus ke Tugu Pancasila Nol Kilometer, terus ke Titik Nol Kilometer, dan kami ke Pantai Rubiah buat snorkling (menyelam,red) insya Allah, terus ke beberapa pantai lainnya,” urai alumnus SMA Negeri 1 Bontonompo ini.
Sebelumnya, Nurul Fuadah telah berjelajah ke beberapa tempat wisata bersejarah di dunia. Ia sudah terbang ke Jakarta, Surabaya, Jogja, Bali, Semarang, Medan, Pulau Nias, di tambah sekarang Aceh dan Sabang. Selanjutnya, ia mengaku ingin berkeliling Pulau Sulawesi.
“Motivasiku ingin keliling objek bersejarah di Indonesia. Saya sudah ke Jakarta, Surabaya, Jogja, Bali, Semarang, Medan, Pulau Nias, Aceh, Sabang. Rencana, mau kelilingi daerah Sulawesi kayanya deh,” tutupnya. (Sule)