Warga muslim di Cina, kini semakin tertekan, sebagaimana laporan resmi dari pihak berwenang Cina menyatakan, bahwa Muslim di negara ini berumlah sekitar 30 juta jiwa.
Sementara itu, laporan resmi yang tersebar di luar Cina menegaskan,bahwa jumlah mereka mencapai lebih dari 50 juta jiwa.
Warga Muslim di Cina bukanlah para pendatang dan imigran yang baru masuk ke ‘Negara Tirai Bambu’ ini. Mereka adalah penduduk pribumi asli di negara ini.
Warga Muslim Cina banyak menghadapi tantangan dan krisis keagamaan. Tahun 2016 lalu, para petinggi Cina melarang beberapa nama Islami seperti Islam, Al-Quran, Makkah, Madinah Munawwarah dan ibadah haji.
Dilaporkan pihak otoritas di Beijing, telah memerintahkan restoran dan kedai makanan halal, untuk menghapus logo halal dalam bahasa Arab dan simbol-simbol yang terkait dengan Islam.
Kepada media Reuters, para pegawai di 11 restoran dan toko-toko di Beijing yang menjual produk-produk halal, mengatakan bahwa otoritas telah menyuruh mereka untuk menghilangkan gambar-gambar yang terkait Islam, seperti bulan sabit dan kata “halal” yang tertulis dalam bahasa Arab pada papan logonya.
Disebutkan, bahwa para pekerja pemerintah dari berbagai kantor,menyuruh seorang manajer toko mie di Beijing, untuk menutup tulisan “halal” dalam bahasa Arab di papan logo tokonya.
Mereka menunggu di tempat untuk menyaksikan manajer tersebut saat melakukan hal itu.
“Mereka bilang, ini budaya asing dan Anda harus menggunakan lebih banyak budaya Cina,” ujar manajer tersebut seperti dikutip Reuters, Rabu (31/7/2019).
Sang manajer menolak menyebutkan namanya mengingat sensitivitas isu ini. Kampanye terhadap tulisan bahasa Arab dan gambar-gambar Islam ini menandai fase baru dari upaya yang telah meraih momentum sejak tahun 2016, yang dimaksudkan untuk memastikan agama-agama sesuai dengan budaya Cina arus utama.
Kampanye tersebut termasuk penghapusan kubah-kubah gaya Timur Tengah di banyak masjid di seluruh negeri demi pagoda-pagoda bergaya Cina.
Sejauh ini, belum diketahui, apakah semua restoran di Beijing telah diperintahkan untuk menutup tulisan Arab dan simbol-simbol muslim.
Seorang manajer di sebuah restoran yang masih memajang tulisan Arab, mengatakan bahwa dirinya telah diperintahkan untuk menghapusnya namun dia masih menunggu logo baru untuk restorannya(bs/syakhruddin)