INIPASTI.COM, MAKASSAR – Puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional tingkat provnsi menyisakan cerita. Bukan hanya untuk mereka yang ikut serta dalam pelaksanaan Kirab Budaya, namun anak-anak penyandang disabilitas dan tentunya Penjabat Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono.
Pelaksanaan Kirab yang mengambil lokasi di Jalan Jenderal Soedirman tepatnya, di depan Rumah Jabatan Gubernur Sulsel ini, mendapat perhatian dari masyarakat. Para pelajar dari Kabupaten dan kota ikut memeriahkan kegiatan yang menampilkan berbagai kesenian ini.
Yang menarik, adalah hadirnya kelompok drum band Sekolah Luar Biasa (SLB) Katolik Rajawali Makassar unjuk gigi di hadapan Soni Sumarsono.
Mantan Plt Gubernur DKI Jakarta ini, langsung berdiri melihat mereka masuk di depan tribun. Senyumnya merekah, kemudian melempar senyum dan tepuk tangan. Mereka terlihat semangat, mengatur barisan, dibantu dengan para gurupadahal mereka juga sebelumnya antri hampir dua jam bersama ribuan peserta lainnya menunggu giliran.
“Mereka adalah anak-anak luar biasa, anak-anak khusus, anak-anak yang kadang termarjinal, anak-anak ini memiliki keterbatasan, dibalik keterbatasan mereka, memiliki kemampuan tidak kalah dengan anak-anak lainnya,” kata salah seorang guru yang memperkenalkan mereka.
Walaupun anak-anak ini berkubutuhan khusus, namun mereka mampu menampilkan yang terbaik dengan rapi dan gerakan music harmonis. Walaupun ada beberapa bagian mereka melirik teman yang lain untuk kembali mengikuti gerakan. Dalam tim, juga terdapat anak tunarungu, mereka hanya berlatih selama satu minggu, dan mampu menyelesaikan penampilan sekitar lima menit dengan baik.
Usai tampil, Soni kemudian berdiri dan bertepuk tangan sambil keluar dari tribun dan melangkah menuju mereka sembari memanggil mereka.
Melihat mereka dipanggil, para anak berkebutuhan khusus ini berlari menuju Dirjen Otonomi Daerah ini. Sumarsono pun, memberikan pelukan hangat pada dua anak secara bersamaan. Anak bernama Vicky dan Fendi, bahkan mencium kening mereka, seperti ayah kepada anaknya, yang lain pun tak ingin kalah, mendapat pelukan dari orang nomor satu di Sulsel saat ini, terakhir mereka foto bersama kemudian pergi.
Bagi mereka, ini menjadi pengalaman yang tentu akan diingat. Mendapat perlakuan yang hangat dan bisa tampil di depan orang banyak, ketika mengikuti kirab budaya.
Setelah mereka pergi, kemudian dilanjutkan dengan penampilan 1.777 siswa-siswi seSulsel mengenakan baju bodo. Dan ini mencatat dan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan pamakaian baju bodo terbanyak.
(Iin Nurfahraeni)