INIPASTI.COM, MAKASSAR. Sosok Dosen Dipekerjakan LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi di Fisip Unismuh Makassar ini, Dr. Abdi, M.Si dalam proses pembelajaran di ruang kelas memadukan pengalaman praktisi birokrasi dengan akademisi.
Kolaborasi dua profesi antara praktek dan teori menjadikan mahasiswa di ruang kelas sangat dinamis dan terkadang lupa waktunya kuliah sudah habis. Seringkali mahasiswa mengingtkan atau mahasiswa lain sudah berdiri di luar ruangan untuk dipakai lagi mengajar dosen lainya.
Pria kelahiran Masaloka Bombana Sultra ini, 31 Desember 1970 kepada media, Jumat (16/8/2019) menjelaskan, ketika membawakan mata kuliah soal administrasi negara di kelas, pengalaman birokrat dipadukan dengan teori cukup menarik mahasiswa bertanya dan berdiskusi sehingga suasana kelas hidup dan aktif.
Impian dan cita-cita masa kecil bagi doktor administrasi public PPs-UNM 2010 ini ingin menjadi seorang birokrat karier.
Mewujudkan impian itu, usai tamat SMA 1989 lanjut tes masuk STPDN, tetapi dalam proses seleksi pada pengumuma akhir dinyatakan tidak lolos. Abdi kemudian memilih tes masuk Fakultas Tehnik UNM Makassar 1989 dan diyatakan lolos dalam tes seleksi.
Sekretaris BAN-S/M Sulsel ini menjalani dunia mahasiswa di kampus UNM sampai dinyatakan lulus jadi sarjana pendidikan tehnik 1995 dan diterima menjadi guru di SMK 5 Makassar Jl. Sunu Makassar pada tahun itu juga.
Di sekolah mulai meniti karier selau guru dan mimpi jadi birokrat seakan terkubur. Lima tahun jadi guru, mencoba lanjut studi dan merupakan guru pertama di sekolahnya melanjutkan jenjang studi magister dan selesai 2001 selaku magister manajemen pendidikan PPs-UNM, walau pun awalnya kurang terlalu di respon oleh pihak pimpinan sekolahnya.
Pada tahun 2007, saat masih studi S3 Adinistrasi Publik PPs-UNM, ditawari beralih status dari guru menjadi birokrat. Tawaran itu datang dari Bupati Bantaeng kala itu, Azikin Sultan satu angkatan di kampus PPs-UNM Gunungsaribaru ini.
Tawaran itu diterima dan mulai menjalani profesi selaku birokrat, impian jadi birokrat akhirnya terwujud. Ketika masuk dalam lingkaran birokrasi di Kabupaten Bantaeng kembali ketemu dengan angkatannya yang lulus STPDN dan malah menjadi stafnya.
Sosok birokrat di Bantaeng dijalani 2007-2011 dan sempat berkarier pada Kantor Bappeda bagian analisa dampak lingkungan. Tidak lama di Bantaeng pindah ke Kabupaten Bombana Sultra yang jadi tanah leluhurnya 2012-2014.
Di Bombana, dia pernah dipercaya sebagai Kepala Badan Lingkungan, Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman dan Pemadan Kebakaran. Sejak 2014 beralih jadi dosen dipekerjakan LLDIKTI IX Sulawesi di Prodi S1 Administrasi Negara Fisip Unismuh Makassar. Mulai 2018 jadi Tim Ahli Bupati Bantaeng. (ma’ruf/yahya)