INIPASTI.COM, MAKASSAR – Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Jayadi Nas, menghimbau warga Makassar untuk menjadikan kinerja petahana dalam menentukan pilihan di Pilwalkot mendatang.
Menurut Jayadi, bila masyarakat puas dengan kinerja petahana dalam hal ini pasangan Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto-Indira Mulyasari (DIAmi), maka sepatutnya masyarakat Makassar kembali memilih paslon nomor urut 2 ini.
Begitupun sebaliknya. Jika masyarakat tidak puas dengan kinerja petahana, maka pasangan Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) akan menuai dukungan masyarakat yang besar.
“Kalau petahana bekerja dengan baik, anda keliru semua kalau kita tidak pilih lagi. Sebaliknya, anda keliru juga kalau petahana tidak bekerja dengan baik baru kita pilih. Atau ada penantang yang memiliki program yang lebih baik, lalu kita pilih petahana. Dan dalam pentas politik, adalah kecelakaan besar bagi petahana kalau tidak terpilih lagi,” kata Jayadi dalam diskusi bedah pilkada Kota Makassar di Warkop Dottoro Boulevard, Senin (19/03/2018).
Diskusi ini digelar oleh grup whatsapp Political News bekerjasama dengan Komunitas Wartawan Politik Makassar. Tema yang diangkat adalah pengaruh kepuasan publik terhadap peluang petahana. Diskusi ini juga menghadirkan Direktur Eksekutif Nurani Strategic, Nurmal Idrus dan Direktur Riset Celebes Research Center (CRC) Andi Wahyuddin Abbas sebagai narasumber.
Jayadi melanjutkan, adalah pekerjaan besar bagi Appi-Cicu untuk bisa mengalahkan DIAmi. Mengingat Danny memiliki track record yang baik dalam pemerintahan sebagaimana hasil survei Celebes Research Center (CRC). Sementara penantang belum memiliki track record kinerja sebab belum pernah menjabat sebagai kepala daerah.
Namun harus diingat bahwa tidak ada pemerintahan di dunia ini yang bisa memuaskan seluruh masyarakatnya. Orang yang tidak puas inilah yang merupakan ruang bagi penantang untuk digalang melawan petahana.
Pemilih Makassar kritis dan tidak mudah digoyah pilihannya. Untuk mengimbangi penantang harus menawarkan program yang lebih meyakinkan masyarakat. Jadi ruang untuk mengalahkan petahana masih ada. Kasus Takalar adalah contoh terbaik bagi penantang yang melawan incumbent,” imbuh Jayadi.
Dalam survei CRC awal Maret Lalu, DIAmi unggul 71,8 persen sementara Appi-Cicu yang hanya meraup 18,8 persen elektabilitas. Angka ini sejalan dengan tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap kinerja Danny Pomanto.
“Kinerja terhadap Walikota Makassar dalam hal ini Pak Danny Pomanto itu 70,5 persen cukup puas, 7,8 persen sangat puas, dan 20 persen kurang puas,” urai Direktur Riset CRC, Andi Wahyuddin Abbas.
Survei ini dilakukan pada tanggal 1-14 Maret, dengan jumlah sampel 1.000 orang responden yang terdistribusi secara proporsional di 15 kecamatan se- Kota Makassar. Margin of error diprediksi mencapai lebih kurang 3 persen.
(Saddam Buton)