Oleh Cora Currier, The intercept, 21 Juli 2016
Sebuah dewan peninjauan antar-lembaga telah menetapkan bahwa tahanan Guantanamo Mohamedou Ould Slahi bukanlah ancaman bagi Amerika Serikat dan merekomendasikan bahwa agar dia dibebaskan, sehingga pengarang bestseller tersebut tidak lama lagi agan segera berkumpul dengan keluarganya.
Slahi ditangkap di kampung halamannya di Mauritania pada 2001, dan ditahan serta disiksa di penjara rahasia di Afganistan dan Jordania sebelum dipindahkan secara diam-diam ke Guantanamo, sebuah pengembaraan yang diceritakannya dalam memoir, Guantanamo Diary, yang menjadi bestseller tahun lalu. Dia telah dipenjarakan selama 14 tahun tanpa dakwaan kejahatan sama sekali.
Pada awal Juni, Slahi mengajukan kasusnya kepada Dewan Peninjauan Berkala sebagai bagian dari proses pembebasan bersyarat yang dibentuk pada pemerintahan Obama untuk mengevaluasi kasus tahanan Guantanamo yang masih ada untuk menentukan apakah dia dapat dipindahkan ke negara lain dengan aman.
Dalam dengar pendapat tersebut, para pembela Slahi, termasuk pengacaranya dan dua perwakilan dari militer, menggambarkan rencana Slahi untuk terus menulis dan memulai bisnis kecil-kecilan, dan menekankan peran besar dukungan keluarga dan pendukung lainnya untuk membantu dirinya. Mereka juga membahas keterampilan bahasa Slahi yang sangat menonjol dan hubungannnya yang akrab dengan dengan pengacaranya bahkan dengan para sipir penjara yang ditugaskan mengawasinya. Perwakilan militer menggambarkannya sebagai “penganjur perdamaian” dan menyatakan bahwa mereka merasa “yakin bahwa niat Mohamedou setelah dibebaskan nanti adalah murni, dan bahwa dia memiliki penilaian yang rasional, dan bahwa dia dapat dipercaya”. Seorang mantan sipir menyertakan surat berisi pernyataan bahwwa dirinya “akan senang menyambut [Slahi] ke dalam rumah saya”. (Demi menjaga kerahasiaan Guantanamo, Slahi tidak diizinkan berbicara selama sesi terbuka dengar pendapat tersebut, dan dia melarang pernyataannya dalam sesi tertutup dipublikasikan.)
Dalam sebuah dokumen bertanggal 14 Juli namun baru dirilis hari ini (21 Juli 2018), anggota dewan mengemukakan bahwa “sikap Slahi sangat kooperatif selama dalam tahanan”, ‘responsnya terus terang terhadap pertanyaan dari Dewan’, “dan ada indikasi nyata perubahan dalam mindset tahanan tersebut”. Mereka juga mempertimbangkan “rencananya yang realistik dan masuk akal untuk masa depan.” (Arhab)