INIPASTI.COM, GOWA – Dalam Islam, manusia telah diperintahkan menambah life skill atau kemampuan hidup. Bahkan, hal itu telah dijelaskan dalam Alquran dan Hadis.
Doktor bidang Pendidikan dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Dr Syamsidar SAg Mag mengutip terjemahan Alquran dan Hadis yang menjelaskan kewajiban orangtua atau guru mengajarkan anaknya atau anak didiknya life skill. Pada Alquran dalam surah An-Nisa ayat 9 yang artinya; “Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya di belakang mereka meninggalkan generasi yang lemah”.
Maksud dari ayat tersebut, jelas Doktor ke- 550 UINAM ini, memerintahkan kepada setiap orangtua memberi bekal atau life skill kepada setiap anaknya. “Sehingga dengan life skill yang dimiliki anak, dia akan mampu menghadapi kehidupan nyata,” terang Sekretaris Jurusan Jurnalistik FDK UINAM ini ketika ditemui di Kampus II UINAM Samata Gowa, Senin (5/12).
Dengan menyelesaikan Disertasi berjudul ‘Proses Bimbingan dan Konseling Dalam Membangun Life Skill Peserta Didik SMKN di Kabupaten Bulukumba’, Ibu dua anak ini juga menambahkan Hadis yang membahas tentang keharusan life skill ini. Dari Ibnu Abbas RA berkata , ‘Rasulullah SAW bersabda : Kewajiban bapak terhadap anaknya ialah memberikan ia nama yang baik, mengajarkan kesopanan, mengajarkan menulis, berenang dan memanah. Dan tidak memberi makan kecuali dari rezeki yang baik. Dan mengawinkan dia apabila telah dewasa’.
Dari Hadis ini, jelas perempuan yang akrab disapa Idar, ada dua macam life skill yang diinginkan Rasulullah diterapkan kepada anak. Yaitu, soft skill dan hard skill. Pada konteks soft skill, lanjutnya, Rasulullah meminta orangtua dan guru mengajarkan kesopanan kepada anak. Sedangkan pada konteks hard skill, Rasulullah menyebut memanah dan berenang.
“Kalau memanah itu maksudnya agar anak paham bagaimana ketepatan sasaran.Artinya, orangtua diminta mengajarkan anaknya untuk teliti dan hati-hati. Dalam menyelesaikan masalah, hadapi hidup dengan sasaran yang tepat, dan juga mampu memotivasi diri,” terang perempuan berusia 46 tahun ini.
Pada konteks berenang, tambah Wakil Ketua Majelis Taklim Nurul Ishlah ini, agar anak dididik untuk mampu mengarungi hidup yang semakin menantang dengan perkembangan zaman. “Apalagi teknologi semakin berkembang, supaya tidak terbawa arus, maka ajarilah mereka cara mengarungi kehidupan,” ujarnya.
Pada penelitian yang dilakukan Syamsidar, ia menekankan pada cara guru Bimbingan Konseling mengembangkan life skill anak didiknya. Soft skill akan menuntun anak pada kecakapan yang menyangkut kepribadian peserta didik untuk memiliki sikap dan karakter yang baik. Meliputi; kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati, dan kerja sama. Sedangkan hard skill adalah kegiatan pembinaan yang dapat mendukung tumbuh dan kembangnya pribadi peserta didik yang memiliki jiwa kewirausahaan dan life skill terutama dalam bidang kerja. (*)
Baca juga : Sekjur Jurnalistik UINAM Promosi Doktor
//