INIPASTI.COM, MAKASSAR – Setelah memantau sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di sejumlah tempat, serta menerima laporan langsung dari daerah lainnya di Sulsel, Rabu (27/7/2018)
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Soni Sumarsono melaporkan ke Kementerian Dalam Negeri melalui video telekonferensi di Ruangan Desk Pilkada Provinsi Sulawesi Selatan di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan.
“Hasil sementara keliling saya memang yang paling penting dari semuanya dari Pilkada serentak ini berlangsung aman dan nyaman, hampir tidak ada masalah berarti. Toh pun kalau ada masalah banjir bisa diatasi dengan TPS terapung, saya kira secara umum berjalan baik dan aman,” kata Soni Sumarsono.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak termasuk masyarakat Sulsel.
Soni melakukan video telekonfrensi di ruangan ruangan rapat dari Ruangan Sekretrais Daerah Sulsel yang diubah fungsikan untuk sementara, selain perangkat video telekonferensi juga lengkap dengan beberapa layar monitor televisi yang menyiarkan sejumlah hasil hitung cepat (quick count) dari sejumlah lembaga survei. Di tempat ini hasil resmi dari KPU juga bisa diketahui.
Diwaktu menjelang sore, Sumarsono yang berbicara langsung dengan Suhajar Diantoro yang menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Pemerintahan di Kementerian Dalam Negeri (sahmen bidang pemerintahan) menyampaikan, hasil sementara dari beberapa lembaga survei hitung cepat.
“Perhitungan sudah sampai 50 persen data sini masuk, posisinya masih goyang belum stabil siapa seterusnya, jadi karena posisi masih separuh nanti kalau sudah 60-70 persen baru kelihatan stabil. tetapi sementara masih terjadi persaingan,” sebutnya.
Sulsel juga dinilainya, secara umum 85 persen dalam kondisi lancar, 15 persen Ia sebutkan merupakan hambatan pelaksanaan karena kondisi alam yang ada. Seperti di Bone juga ada permasalah genangan air yang mengakibatkan hambatan dalam pemilihan, tetapi semua bisa diatasi dengan jembatan sederhana. Ia menyampaikan penting Pilkada bisa tetap berjalan, walaupun agak berjalan agak sedikit mundur waktunya.
Hambatan lain misalnya di Wajo, terdapat satu desa yang tergenang dengan ketinggian air setinggi dada. Pilihannya adalah pemilihan susulan atau dipindahkan. “Sementara waktu dipindahkan tempatnya dengan berita acara, karena tidak akan bisa dilakukan, sebuah pencoblosan dengan memilih, tetapi airnya sampai dada,” jelasnya.
Masih di Wajo ada dua daerah di dekat Danau Tempe, lokasinyang memang tidak mungkin dilakukan pencoblosan karena banjir, sehingga dibuatkan TPS terapung
Di Sinjai juga dilaporkannya, bahwa salah satu paslon didiskualifikasi karena terkait administrasi, karena terlambat dalam menyampaikan pertanggung jawaban dana kampanye. “Jadi belum inkrah, inkrahya tiga hari, apabila paslon bersangkutan tidak melakukan banding, itu baru ingkrah,” paparnya .
Sejumlah pengamanan juga tetap dilakukan sesuai dengan prosedur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Saya juga tidak ingin ada setetes darah pun ada di bumi Sulawesi Selatan. Karena itu tekad saya dan karena hal seperti itu harus diantisipasi,” sebutnya.
Di Jeneponto, di Jeneponto hingga jam satu belum dibuka untuk DPT tambahan, alasannya pencoblosan yang harusnya dilakukan pada pukul 07.00 Wita tepat justru molor hingga pukul 08.00 lewat, sehingga waktu selesainya pun mundur.
Sumarsono pun menjelaskan, terkait dengan viralnya disosial media dimana C1 sudah terisi. Ia menyampaikan bahwa itu adalah C1 simulasi, namun menggunakan nama para calon kontestan, dimana seharunya menggunakan nama lain atau anonim saja, seperi huruf ABCD. Karena sistem aplikasinya hanya memungkinkan bisa berfungsi kalau pakai nama aslinya.
(Iin Nurfahraeni)