INIPASTI.COM, Keluarga tersentak mendengar kabar Fitri Andriana alias Fitri atau akrab mereka di sapa PIPIT, ditangkap karena terlibat aksi penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Menes, Pandeglang, Banten. Remaja perempuan lulusan MTs tersebut dikenal lugu dan pendiam.
“Keluarga terus terang kaget, karena Pipit terlibat penusukan Wiranto, mendengar dia (diduga) terlibat jaringan ISIS,” kata Rahayu, kerabat dekat Fitri di Desa Sitanggal, Larangan, Brebes.
Wiranto diserang saat hendak pulang ke Jakarta saat peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathlaāul Anwar yang beralamat di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, letaknya sekitar tiga kilometer dari alun-alun.
Dikabarkan Wiranto yang baru keluar dari mobil diserang orang tidak dikenal. Penyerang bergerak dari arah samping kiri mobil.
Usai kejadian itu, Wiranto langsung dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang untuk mendapatkan pertolongan medis.
Ketua RW 01 Kampung Sawah, Desa Menes, Pandeglang, Banten, Udin Syaifudin, mengatakan sangat terkejut, warganya melakukan penusukan kepada Menko Polhukam Wiranto. Udin mengatakan pelaku memang sudah dicurigai sejak lama lantaran tidak pernah bersosialisasi.
Syahril Alamsyah alias Abu Rara sudah tujuh bulan tinggal di sebuah kontrakan di Kampung Sawah, RT 004/RW 001, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten. Di rumah kontrakan itu, Abu tinggal bersama dengan Fitri Andriana, yang juga penusuk Wiranto.
Selama ini, lanjut Rahayu, Fitri tidak menunjukkan perilaku aneh. “Tidak ada perilaku aneh-aneh. Orangnya kan pendiam dari kecil,” jelasnya.
Pada tahun 2016, terang Rahayu, Pipit merantau ke Jakarta. Dia mengaku bekerja sebagai babby sitter dan sebelumnya pernah bekerja di sebuah warteg.
Selama merantau Pipit yang kini memasuki masa remaja akhir hanya pulang sekali dalam setahun yaitu setiap lebaran. Setelah itu dia kembali ke Jakarta. “Kalau pulang juga di rumah saja,” ujar Rahayu.
Namun diakui bahwa sebulan lalu perempuan 20 tahun pulang ke Brebes bersama seorang pria asal Medan. Kepada keluarga,Pipit mengenalkan pria tersebut sebagai lelaki yang akan menikahinya.
Diduga pria itu adalah SA, pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto. Setelah ketemu orang tua, Pipit dan SA kembali ke Jakarta.
Polisi kemudian menggeledah rumah orang tua Pipit di Brebes untuk mendalami lebih jauh sosoknya. Selain menyita sejumlah buku serta busur dan anak panah, polisi juga meminta keterangan kepada pihak orang tua di Brebes.
Kedua orang tua Pipit ini dibawa petugas menuju Polres Brebes. “Cuma minta keterangan kegiatan dan aktivitasnya. Ya untuk mengungkap keterlibatan dia saja,” ungkap sumber di Polres Brebes.
Insiden berawal saat Wiranto saat keluar dari mobil dinas RI 16 yang ditumpangi, datang seorang lelaki yang mengenakan kaos hitam dan celana putih dengan cepat menikamkan senjata tajam ke arahnya.
Wiranto langsung tersungkur. Mantan Pangab TNI itu langsung dievakuasi ke RS Berkah, Pandeglang, Banten. Sementara itu, polisi langsung menangkap pelaku bersama seorang perempuan berhijab hitam dan menggunakan masker.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo membenarkan peristiwa tersebut dan saat ini pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
Untuk pelaku sudah diamankan. Kapolda (Banten) ada di TKP (tempat kejadian perkara) saat ini. Pelaku sedang diperiksa dulu,ā kata Dedi saat dikonfirmasi beberapa saat lalu.
Sedianya Wiranto akan berkjung di Alun-alun Menes saat dalam perjalanan kembali ke Jakarta setelah mengikuti peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathlaāul Anwar di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi.
Hal itu disampaikan oleh Ketua RT 004 Desa Menes Mulyadi. “Dari bulan Februari 2019 sudah tinggal di sana, bagaimana nasib Pipit dan Abu Rara, biarlah hukum yang akan mengadilinya (bs/syachruddin)