INIPASTI.COM, SULBAR – Rumah adat Mamuju ternyata ikut ambruk akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 M di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Beruntung tak ada korban jiwa saat rumah adat tersebut diguncang gempa.
Pantauan detikcom, Minggu (17/1/21), kawasan rumah adat Mamuju terletak di Jalan KS Tubun, Kecamatan Mamuju, Mamuju Kota.
Kawasan rumah adat ini memiliki luas sekitar 50 x 50 meter. Di dalamnya terdapat dua unit rumah adat, yakni rumah adat Joa atau pengawal dan rumah adat Raja.
Rumah adat Joa sendiri terlihat mengalami kerusakan berat. Terlihat dinding-dinding rumah pada bagian depan, belakang, samping kiri dan kanan sobek. Terlihat pula plafon rumah yang ambruk.
Dilansir dilaman CNN, Selain itu, kondisi tiang rumah adat Joa juga tampak miring. Sementara lantai rumah yang terbuat dari papan juga ambruk parah.
Berbeda dengan rumah adat Joa, rumah adat Raja kondisinya terlihat masih berdiri dengan sempurna. Hanya, tiang rumah adat Raja yang posturnya memang lebih besar dibanding rumah adat Joa, juga terlihat miring.
“Tidak ada korban jiwa karena rumah adat di sini tidak berpenghuni,” kata seorang warga setempat, Sugiarto (28) kepada detikcom di lokasi.
Sugiarto menjelaskan, rumah adat Mamuju, khususnya rumah adat Raja selama ini hanya dijadikan tempat-tempat benda pusaka.
“Terus kalau rumah adat Joa isinya perabotan biasa saja, intinya tidak ada orang,” katanya.
Sebagaimana diketahui, pusat gempa bumi dengan kekuatan 6,2 M berada di Kabupaten Majene, Sulbar, pada Jumat (15/1/21) dini hari. Hanya, kerusakan yang di ditimbulkan disebut justru lebih banyak terjadi di wilayah Mamuju.
Kondisi ini diduga karena wilayah Mamuju lebih padat penduduk. Selain itu, wilayah Mamuju lebih banyak gedung-gedung besar, termasuk kantor Gubernur Sulbar yang juga ambruk akibat gempa
(syakhruddin)