MAKASSAR – Satu lagi adat budaya asal Bugis-Makassar bakal diangkat ke layar lebar. Kisahnya pun tak jauh-jauh dengan masalah cinta yang seringkali penuh dengan intrik yang membutuhkan perjuangan, perseteruan, dan air mata. Silariang.
Bagi masyarakat Bugis-Makassar, Silariang menjadi salah satu cara untuk menunjukkan keseriusan cinta di antara dua muda-mudi, yang mendapat halangan, terutama dari pihak keluarga yang tidak menyetujui hubungan asmara dua anak muda yang dimabuk cinta.
Boleh disebutkan bahwa Silariang adalah kisah Romeo dan Juliet yang berakhir tragis, versi Bugis-Makassar. Bedanya, tak sedikit kisah cinta Silariang berakhir dengan happy ending.
“Kita juga akan membuat kisah yang happy ending dalam film ini,” kata Zulkarnain Basir, produser film Silariang untuk Makassar, saat berkunjung ke redaksi inipasti.com, Jumat (15/7).
Film ini merupakan kolaborasi antara Jakarta dan Makassar yang melibatkan sineas muda. Ada Moch Ichwan Persada yang akan bertindak sebagai produser utama. Skenario ditulis oleh Oka Aurora, dan bakal disutradarai oleh Kunnun.
Di Makassar, proses pembuatan film ini akan melibatkan Simpul Masyarakat Kreatif
(Smart) yang menaungi pelaku undistri kreatif di 16 sektor, antara lain komunitas startup, filmaker dan kuliner.
“Pemain-pemain figuran seluruhnya akan melibatkan orang-orang lokal di Sulsel. Kecuali pemeran utama pria dan wanitanya, kita akan melibatkan artis ibukota,” kata Zulkarnain. Namun dia belum mau membocorkan artis dan aktos siapa yang akan dipilih melakoni pemeran utama. Meski demikian, Zul masih mau membocorkan dua pemeran pembantu, yaitu Rina Hassim dan Syahrial Tato.
Untuk mendapatkan pemain-pemain figuran lokal ini, Zul mengatakan, akan melakukan casting pada sekitar Agustus-September. “Kita akan membuka kesempatan bagi masyarakat yang mau ikut casting,” katanya.
Tentang sang produser Moch Ichwan Persada, Zulkarnain mengatakan, tidak perlu lagi diragukan kemampuannya. Dia juga telah memproduseri beberapa film nasional yang masuk box office, sebut saja Hijabers in love, Miracle dan La Tahzan.
Dia menambahkan bahwa rencana pengambilan gambar direncanakan akan dimulai pada Oktober mendatang, setelah persiapan sudah matang, dan diharapkan sudah bisa tayang pada awal 2017 mendatang april, di jejaring Cineplex dan XXI di 20 kotabesar di Indonesia.
Zul mengatakan, tim yang terlibat di film ini, tengah melakukan riset penuh terhadap budaya Silariang yang sesungguhnya. “Karena kita ingin mengangkat budaya dari Silariang ini secara mendalam, bukan sekadar judul film saja,” tandas Zulkarnain.