INIPASTI.COM, JAKARTA – Akhirnya, Ahok memutuskan untuk melaju dengan kendaraan Partai Politik menuju perebutan kursi nomor satu DKI tahun 2017. Pilihan ini tentu saja menyimpan kekecewaan mendalam pada komunitas Teman Ahok. Meskipun pada saat jumpa pers pada 27/7/16 untuk menyampaikan kepastian Ahok memilih Parpol untuk kendaraan politiknya, juru bicara teman Ahok juga memberikan testimoni yang menunjukkan bahwa gerakan teman Ahok mengumpulkan sejuta KTP adalah langkah antisipatif, jika parpol tidak melirik Ahok untuk diusung memasuki Pilkada DKI. Mereka tidak mempermasalahkan jika Ahok memilih diusung Parpol. “Kami akan bahu membahu dengan Parpol untuk memenangkan Ahok,” demikian juru bicara Ahok.
Ahok kini setidaknya sudah mendapat dukungan Partai Politik antara lain dari Nasdem, Hanura, dan Golkar. Jika Ahok maju melalui pintu Parpol, apakah Ahok akan mempertimbangkan Cawagubnya untuk diganti dengan orang Parpol? Pada 24 Juni 2016 mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan akan tetap maju bersama Kepala Badan Pemeriksa Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono bertarung di Pilgub DKI. Sekalipun dia akan maju lewat parpol.
Jika ditelusuri berbagai pernyataan politiknya, Ahok seringkali membuat statement politik yang tidak stabil. Semula dia memastikan akan menggunakan jalur independen untuk merebut kursi Gubernur DKI. Kemudian berubah lagi akan memilih Parpol sebagai pintu masuknya. Apakah sirkuit politik Ahok akan masih berlanjut dengan membongkar pasang cawagubnya? Atau dia akan merangkai sirkuit politik baru untuk melawan parpol, khususnya PDIP? Atau sebaliknya Ahok dengan enteng akan mendepak Heru sebagai wagubnya dan menerima nama yang disodorkan PDIP untuk menggantikannya.
Apapun yang dipilih Ahok, bakal menjadi sirkuit politik yang enak ditonton, karena Ahok piawai memainkan emosi politik publik. Media di Indonesia telah menjadikan Ahok sebagai instrumen untuk mengkapitalisasi penonton dan pembacanya. Apakah sirkuit politik Ahok ini terjadi secara alamiah karena karakter pribadi Ahok, atau sirkuit politik itu sengaja didesign oleh manajemen politik Ahok untuk meningkatkan dukungan elektoralnya? Wallahualam, tapi yang pasti, Ahok telah berhasil mengocok-ngocok emosi relawannya (teman Ahok), juga berhasil memancing pro kontra parpol dan elit politik.(if)