INIPASTI.COM – Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) merupakan pengusaha asal Makassar dan Toraja yang memiliki rekam jejak panjang di dunia bisnis dan organisasi. Ia dikenal sebagai Presiden Direktur Siner Group dan Presiden Komisaris Sulwood Group, dua perusahaan besar yang bergerak di sektor industri dan kehutanan.
Karier Annar di bidang bisnis didukung oleh posisinya sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sulawesi Selatan untuk Bidang Kehutanan & Perkebunan selama dua periode, serta Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia untuk Wilayah Timur pada 2013-2016. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua KONI Sulawesi Selatan Bidang Dana dan Usaha.
Selain berkarier di dunia usaha, Annar juga aktif di bidang politik. Pada Pilgub Sulawesi Selatan 2024, ia sempat mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur melalui beberapa partai besar, meski akhirnya gagal mendapatkan dukungan yang cukup untuk maju.
Penyelidikan polisi mengungkap bahwa Annar memiliki peran penting sebagai pemodal utama dalam operasi pembuatan uang palsu. Ia diduga membiayai pembelian bahan baku, termasuk mesin cetak seberat dua ton yang diimpor dari China melalui Surabaya, dengan total biaya mencapai Rp600 juta.
Rumah Annar di Jalan Sunu 3, Makassar, disebut sebagai lokasi awal produksi sebelum dipindahkan ke Kampus UIN Alauddin untuk memanfaatkan alat dengan kapasitas lebih besar. Keputusan ini diambil setelah volume produksi meningkat dan membutuhkan fasilitas yang lebih memadai.
Selain menyediakan dana, Annar juga memperkenalkan pelaku utama lainnya dalam jaringan ini, termasuk MS, yang bertanggung jawab mencetak uang palsu, dan AI, kepala perpustakaan UIN Alauddin yang memfasilitasi lokasi produksi.
Annar Salahuddin Sampetoding resmi ditetapkan sebagai tersangka pada 28 Desember 2024 setelah menjalani pemeriksaan intensif selama 2×24 jam di Polres Gowa. Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, memastikan bahwa Annar memiliki keterlibatan signifikan dalam jaringan ini.
Penahanan Annar dilakukan setelah penyidik menemukan bukti kuat mengenai aliran dana yang digunakan untuk membeli peralatan dan bahan cetak. Selain Annar, polisi juga menetapkan 17 tersangka lainnya yang memiliki peran berbeda dalam jaringan, mulai dari pembelian alat, produksi, hingga distribusi uang palsu.
Saat ini, polisi masih memburu tiga orang lainnya yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) karena diduga memiliki peran krusial dalam operasi ini. Kasus ini terus berkembang dengan dugaan adanya jaringan yang lebih luas di balik produksi uang palsu tersebut.
Dampak Kasus Pabrik Uang Palsu ; Kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin memberikan dampak besar terhadap kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan dan sistem keamanan.
Produksi uang palsu yang melibatkan akademisi dan pejabat kampus menyoroti lemahnya pengawasan internal dan pengendalian aktivitas di institusi pendidikan.
Secara ekonomi, uang palsu yang telah beredar berpotensi merugikan pasar dan menurunkan nilai tukar di daerah yang terkena dampaknya. Polisi mencatat bahwa uang palsu senilai miliaran rupiah telah disebarkan melalui transaksi di pasar lokal dan kegiatan perdagangan lainnya.
Dampak sosial yang timbul dari kasus ini juga memicu keresahan di masyarakat, terutama terkait dengan keamanan transaksi keuangan dan perlindungan konsumen. Kasus ini menambah daftar panjang tindak kriminal ekonomi yang merusak stabilitas sosial di Indonesia.
Annar adalah pengusaha asal Makassar yang dikenal aktif di dunia bisnis dan politik sebelum terseret kasus ini. Pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) mendadak jatuh sakit usai ditetapkan sebagai tersangka kasus sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar. Annar terpaksa dibantarkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar saat hendak ditahan.
Diketahui, Annar menjadi tersangka ke-18 dalam kasus sindikat uang palsu UIN Alauddin. Sebelum menjadi tersangka, Annar sempat mangkir dari panggilan pemeriksaan sebagai saksi di Polres Gowa pada Senin 23 Desember 2024, Annar baru memenuhi panggilan penyidik pada Kamis 26 Desember 2024 malam dan diperiksa hingga Jumat dini hari.
Namun, saat hendak dilakukan penahanan, kondisi kesehatan Annar tiba-tiba menurun. Ia dibantarkan ke RS Bhayangkara untuk menjalani perawatan dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.
Kapolres Gowa memastikan bahwa pembantaran ini tidak akan mengganggu proses penyidikan. Penyidik sudah melengkapi keterangan tersangka dan mengumpulkan alat bukti yang cukup. Penahanan terhadap Annar akan dilanjutkan setelah kondisinya membaik (sdn)