SEORANG pengendara truk telah menewaskan sedikitnya 73 orang dan sejumlah lainnya terluka di tengah perayaan pesta kembang api Bastille Day, hari libur nasional Promenade des Anglais, di kota Riviera Perancis Nice, Kamis (14/7) malam atau Jumat (15/7) dinihari Wita.
Truk itu diduga melaju dengan kecepatan tinggi, dan langsung menerobos ke kerumunan warga yang menikmati kembang api dalam rangka perayaan Bastille Day. Polisi yang sedang berjaga di sekitar perayaan, langung menembak mati sang sopir.
Truk itu menghantam kerumunan massa yang sedang berkumpul dan terseret lebih 100 meter di sepanjang jalur pinggi laut Promenade des Anglais, membawa beberapa warga yang tidak sempat menghindar.
Sebelum menghantam kerumuman massa, pria sopir truk itu disebut juga menembaki kerumunan. Di dalam truk itu juga ditemukan senjata dan granat.
“Ini adalah adegan horor,” ujar anggota parlemen lokal Eric Ciotti kepada France Info, sebagaimana dikutip Reuters. Ciotti mengatakan, truk itu melaju di sepanjang trotoar seperti gila sebelum dihentikan oleh polisi setelah “menyapu” ratusan orang yang sedang berkerumun.
Media lokal mengutip para pejabat mengatakan bahwa jumlah korban tewas adalah 73 orang. Sementara ratusan lainnya mengalami luka.
Polisi membantah rumor di media sosial yang menyebutkan bahwa persitiwa itu merupakan bagian dari konspirasi penyanderaan. Bagaimanapun, serangan dengan menggunakan kendaraan telah digunakan oleh sejumlah kelompok militan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Israel, meskipun tidak pernah dampak buruk tersebut.
Delapan bulan sebelumnya, militan Negara Islam juga menewaskan 130 orang di Paris pada 13 November. Itu adalah serangan paling berdarah yang terjadi di Prancis dan Belgia dalam dua tahun terakhir.
Akibat serangan ini, kandidat presiden AS Donald Trump menunda pengumuman calon pasangannya, yang sedianya diumumkan pada Kamis (14/7) malam.