INIPASTI.COM, JAKARTA – Tampaknya panasnya Pemilu 2019 belum juga usai. Cebong dan Kampret masih berseliweran di jagat dunia maya. Hinga disebut-sebut menggunakan jasa cyber alias buzzer.
Keadaan yang demikian disesalkan oleh Ketua II PA 212 Haikal Hasan. Keluhan Babe Haikal -sapaan akrabnya- itu pun disampaikan pada acara ILC yang mengusung tema ‘Siapa yang bermain Buzzer?’, edisi 8 Oktober 2019 kemarin.
Pada kesempatan itu, Babe Haikal secara tegas mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak pernah membayar Buzzer. Karena menurutnya dalam agama Islam, buzzer bayaran itu hukumnya haram.
“Sampai kapan kita begini? Kirain waktu acara yang digagas tvOne, ada perdamaian dan semuanya itu, kirain sudah selesai, ternyata masih terus beredar. Bahkan tadi kita dengar, ada Buzzer Istana, ada Buzzer Kertanegara. Saya bersumpah demi Allah, Buzzer bayaran itu dalam Islam hukumnya haram, dan tidak satu pun kami mengeluarkan Buzzer bayaran,” tegasnya.
Dia pun mengeluarkan bukti-bukti terkait Buzzer yang justru mengarah pada kubu 02. Babe Haikal membawa beberapa lembar kertas untuk menunjukkan kebobrokan Buzzer yang menyerah kubunya, terutama kepada Habib Rizieq Syihab.
Mubaligh kondang ini pun secara langsung menyebutkan pihak yang menyebarkan hal tersebut. Seperti Ninoy Karundeng dan Eko Kuntadi yang juga hadir di acara tersebut. “Ini semua ditulis oleh teman-teman Buzzer yang …., yah orangnya juga ada di sini soalnya,” singgungnya yang mengarah kepada Eko Kuntadi.
Babe Haikal akhirnya menyemprot Eko yang menulis terkait bendera tauhid. Menurutnya, Eko Kuntadi yang sebelumnya mengatakan bahwa dirinya selalu menyebar hal yang mencerahkan publik, adalah sekadar omongan belaka. Apa yang diposting, sangat bertentangan dengan apa yang Eko katakan pada acara itu.
“Ini bukan mencerahkan publik Bang Eko, ini mencederai publik. Hadits nabi itu ada Bang Eko. Saran saya Bang Eko, kalau bukan tokoh agama, jangan bawa-bawa agama,” tukasnya.
Masih banyak lagi postingan Eko dan Ninoy yang diungkapkan oleh Haikal Hasan. Dia menitik pada hal yang mengarah kepada Habib Rizieq dkk yang dikatakan ingin mendirikan negara khilafah.
“Kita tuh taat sama Jokowi ketika dia dipilih, kita taat. Kalaupun kita kritik, tetapi tetap dalam kerangka ketaatan. Bagi kita, mendirikan negara di atas sebuah negara itu harga mati, haram hukumnya, jadi tidak usah curiga,” tegasnya.
Haikal Hasan sangat berharap itu semua dihentikan. Karena dia menilai, masyarakatlah yang akan dirugikan jika terus berkelanjutan.
(Sule)