Inipasti
Advertisement
  • Home
  • News
    • All
    • Bencana Alam
    • Berita
    • Citizen Reporter
    • Fenomena
    • Kebakaran
    • Politics
    • Science
    • World
    Tiga Mahasiswa Prodi Kesos Sabet Gelar Terbaik pada Ramah Tamah FDK UIN Alauddin Makassar

    Tiga Mahasiswa Prodi Kesos Sabet Gelar Terbaik pada Ramah Tamah FDK UIN Alauddin Makassar

    RS Indonesia di Gaza Ditutup Akibat Serangan Intensif Israel, Puluhan Pasien Terjebak

    RS Indonesia di Gaza Ditutup Akibat Serangan Intensif Israel, Puluhan Pasien Terjebak

    LLI Sulawesi Selatan Aktif Berpartisipasi di Kegiatan Senam dan Pemeriksaan Kesehatan Lansia

    LLI Sulawesi Selatan Aktif Berpartisipasi di Kegiatan Senam dan Pemeriksaan Kesehatan Lansia

    Delapan Rumah Terbakar di Jl. Andi Tonro 6, 62 Jiwa Terdampak

    Delapan Rumah Terbakar di Jl. Andi Tonro 6, 62 Jiwa Terdampak

    PPP Buka Peluang Ubah Syarat Caketum Jelang Muktamar 2025, Nama Eksternal Menguat

    PPP Buka Peluang Ubah Syarat Caketum Jelang Muktamar 2025, Nama Eksternal Menguat

    Kontroversi Pengamanan Kejaksaan oleh TNI: Antara Supremasi Sipil dan Sinergi Antar-Lembaga

    Kontroversi Pengamanan Kejaksaan oleh TNI: Antara Supremasi Sipil dan Sinergi Antar-Lembaga

    Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut: 13 Korban Meninggal Dunia, Termasuk 4 Prajurit TNI

    Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut: 13 Korban Meninggal Dunia, Termasuk 4 Prajurit TNI

    Tragedi Ledakan di Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi TNI

    Tragedi Ledakan di Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi TNI

    Rektor UGM dan Sejumlah Pejabat Kampus Digugat Terkait Ijazah Presiden Jokowi

    Rektor UGM dan Sejumlah Pejabat Kampus Digugat Terkait Ijazah Presiden Jokowi

    Skandal “Qatar-gate”: Jejak Dana dari Qatar ke Lingkaran Dalam Netanyahu Terbongkar

    Skandal “Qatar-gate”: Jejak Dana dari Qatar ke Lingkaran Dalam Netanyahu Terbongkar

    Trending Tags

    • Donald Trump
    • Future of News
    • Climate Change
    • Market Stories
    • Election Results
    • Flat Earth
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Sains & Teknologi
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • All
    • Bencana Alam
    • Berita
    • Citizen Reporter
    • Fenomena
    • Kebakaran
    • Politics
    • Science
    • World
    Tiga Mahasiswa Prodi Kesos Sabet Gelar Terbaik pada Ramah Tamah FDK UIN Alauddin Makassar

    Tiga Mahasiswa Prodi Kesos Sabet Gelar Terbaik pada Ramah Tamah FDK UIN Alauddin Makassar

    RS Indonesia di Gaza Ditutup Akibat Serangan Intensif Israel, Puluhan Pasien Terjebak

    RS Indonesia di Gaza Ditutup Akibat Serangan Intensif Israel, Puluhan Pasien Terjebak

    LLI Sulawesi Selatan Aktif Berpartisipasi di Kegiatan Senam dan Pemeriksaan Kesehatan Lansia

    LLI Sulawesi Selatan Aktif Berpartisipasi di Kegiatan Senam dan Pemeriksaan Kesehatan Lansia

    Delapan Rumah Terbakar di Jl. Andi Tonro 6, 62 Jiwa Terdampak

    Delapan Rumah Terbakar di Jl. Andi Tonro 6, 62 Jiwa Terdampak

    PPP Buka Peluang Ubah Syarat Caketum Jelang Muktamar 2025, Nama Eksternal Menguat

    PPP Buka Peluang Ubah Syarat Caketum Jelang Muktamar 2025, Nama Eksternal Menguat

    Kontroversi Pengamanan Kejaksaan oleh TNI: Antara Supremasi Sipil dan Sinergi Antar-Lembaga

    Kontroversi Pengamanan Kejaksaan oleh TNI: Antara Supremasi Sipil dan Sinergi Antar-Lembaga

    Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut: 13 Korban Meninggal Dunia, Termasuk 4 Prajurit TNI

    Tragedi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut: 13 Korban Meninggal Dunia, Termasuk 4 Prajurit TNI

    Tragedi Ledakan di Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi TNI

    Tragedi Ledakan di Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi TNI

    Rektor UGM dan Sejumlah Pejabat Kampus Digugat Terkait Ijazah Presiden Jokowi

    Rektor UGM dan Sejumlah Pejabat Kampus Digugat Terkait Ijazah Presiden Jokowi

    Skandal “Qatar-gate”: Jejak Dana dari Qatar ke Lingkaran Dalam Netanyahu Terbongkar

    Skandal “Qatar-gate”: Jejak Dana dari Qatar ke Lingkaran Dalam Netanyahu Terbongkar

    Trending Tags

    • Donald Trump
    • Future of News
    • Climate Change
    • Market Stories
    • Election Results
    • Flat Earth
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Sains & Teknologi
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Inipasti
No Result
View All Result
Home Opini

Tekad Diri Menjadi Guru Paripurna Sejati

Nugrahayu Ayu by Nugrahayu Ayu
June 26, 2024
in Opini
0
Menggugat Dan Menggugah Guru Menulis

Oleh : Ahmad Usman
Dosen Universitas Mbojo Bima

Inipasti.com, Cari guru yang paripurna (sempurna, komplit) itu sangat sulit. Apalagi untuk menjadi guru yang paripurna…” (Usman dan Abdul Kadir, 2019). ”Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati”
(Raplh Waldo Emerson).
Menarik sebuah analogi tentang “guru sejati”. Guru identik dengan “sumber”. Sumber dapat diartikan sebagai “hulu” = “penghulu” yang terus mengalirkan mutiara-mutiara hikmah ke “hilir” (=peserta didik). 1. Bila sumbernya kurang, maka intensitas dan kuantitas yang dialirkannya akan turun. 2. Bila sumbernya kotor/tercemar dalam kualitas, maka materi yang diangkutnya juga turut terkotori/tercemar kualitasnya. 3. Bila sumbernya tidak dilandasi dengan substansi keimanan, kebijaksanaan, dan keikhlasan dalam pengabdian, maka yang teraliri akan jauh dari substansi keimanan, kebijaksanaan, dan keikhlasan. Maka tak mudah untuk menyandang gelar/predikat “guru”, terlebih guru dalam artian = “guru sejati” seperti yang diamanatkan sesepuh Guru Indonesia Bapak Ki Hajar Dewantoro.
“Guru yang baik terwujud dari hati” (Barbara Dorff) dan “hal yang paling indah tentang mengajar adalah bahwa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula yang akan kita peroleh kembali” (Richard Sprecher dalam Fakhruddin (2009).
Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Hakikat sejatinya manusia itu tiada yang sempurna dan tiada yang mencapai kesempurnaan yang betul-betul paripurna. Jadi bila kita meletakkan pandang kepada sosok manusianya, maka kita akan menjadi salah dalam menghadap dan tersesat dalam melangkah.
Guru dikatakan paripurna atau sempurna apabila mempunyai tanggung jawab yang dijalankan dengan baik. Sosok guru yang paripurna atau sempurna ialah guru yang mampu berperan sebagai seorang pendidik, pengajar yang paling sempurna dalam pelaksanaan pembelajarannya dan mencakup aspek bersifat kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Menjadi seorang guru yang sempurna adalah contoh yang baik untuk semua murid karena pengorbanan guru akan menentukan kejayaan murid. Bahkan pemimpin sekarang pun pada masa dulu pun dididik oleh seorang guru. Guru yang sempurna diibaratkan lilin yang menerangi hidup seorang pelajar. Pepatah kuno menyatakan ”Guru sebagai lilin, membakar diri sendiri untuk menerangi orang lain.”
Kini, spirit kenabian, kefilsufan, dan kepahlawanan guru terlihat sudah mulai luntur dan pudar. Seorang guru hanya berorientasi pada material saja, tanpa memikirkan tugasnya yang begitu mulia. Bahkan, ironisnya banyak guru yang tidak mengetahui bahwa dirinya adalah pewaris para nabi, titisan filsuf, dan sosok pahlawan. Banyak paradigma guru yang menganggap guru hanya sebagai profesi. Dengan paradigma yang melenceng ini, mengakibatkan guru tidak lagi total dalam menjalankan tugasnya. Sehingga guru tidak lagi memikirkan murid-muridnya yang notabene sebagai generasi penerus bangsa.
Kamal Muhammad ‘Isa (1994) mengatakan: ”guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin ummat.”

Siapa Guru Paripurna
Paripurna artinya lengkap; penuh lengkap. Kata ”paripurna” dalam Bahasa Inggris (1999), berarti: plenary (pleno, paripurna); complete (lengkap, penuh, sempurna, genap, cukup, paripurna); perfect (sempurna, kamil, paripurna, sepenuhnya, sepenuh, benar-benar). Paripurna, juga diartikan: cukup, bulat, lengkap, sempurna.
Istilah paripurna sering bahkan diidentikkan dengan sempurna atau insan kamil. Kata “sempurna” menurut Murtadla Murthahhari (Lukas, 2018) tidak identik dengan kata tamam (lengkap). Dalam bahasa Yunani, kata “sempurna” sebenarnya juga berarti “autentik” atau “asli”. Menjadi sempurna berarti menerima diri sendiri yang dalam dan asli. Sempurna artinya utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela).
Guru dikatakan sempurna apabila mempunyai tanggung jawab yang dijalankan dengan baik. Guru adalah pendidik (nurturer), model, pengajar dan pembimbing, pelajar (learner), komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi, kesetian terhadap lembaga, dan sejumlah peranan kainnya. Atau, guru adalah pahlawan tanpa pamrih, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan ilmu, pahlawan kebaikan, pahlawan pendidikan, makhluk serba bisa, atau sebagai julukan lain seperti makhluk interpreter, artis, kawan, warga Negara yang baik, pembangun manusia, pembawa kultur, pioneer, reformer dan terpercaya, soko guru, bhatara guru, kiajar, sang guru dan sebagainya.
Insan kamil artinya manusia sempurna, berasal dari kata al-insan yang berarti manusia dan al-kamil yang berarti sempurna (Abdul Karim bin Ibrahim al-Jili, 1365–1428). Dalam istilah ini sebenarnya merangkum dari tatanan nilai yang baik-baik dalam diri manusia. Nilai-nilai yang baik ini menyangkut atas akhlak dan aqidah yang berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah.
Guru paripurna yakni guru yang berhasil mencapai puncak prestasi tertinggi dilihat dari beberapa dimensi. Guru atau manusia sempurna (insan kamil) adalah sebuah konsep tentang kesempurnaan manusia yang pertama kali disuarakan oleh Al-Jilli. Al Jilly dalam karyanya Al-Insan Al- Kamil Fi Ma’rifah Al-Awakir Wa Al- Awali (manusia sempurna dalam konsep pengetahuan tentang misteri yang pertama dan yang terakhir) mengawali pembicaraannya dengan mengidentifikasikan manusia dengan dua pengertian yaitu: pertama, insan kamil dalam pengertian konsep pengetahuan mengenai manusia yang sempurna. Dalam pengertian demikian insan kamil terkait dengan pandangan mengenai sesuatu yang dianggap mutlak, yaitu Allah SWT. Yang mutlak tersebut dianggap mempunyai sifat-sifat tertentu yakni yang baik dan yang sempurna. Sifat sempurna inilah yang patut ditiru oleh semua insan, termasuk guru. Orang yang makin memiripkan dirinya pada sifat sempurna dari yang mutlak tersebut, maka makin sempurnalah dirinya.
Kedua, insan kamil yang terkait dengan jati diri yang mengidealkan kesatuan nama dan sifat-sifat Allah SWT ke dalam hakikat atau esensi dirinya. Dalam pengertian ini esensial dan sifat-sifat ilahi tersebut pada dasarnya juga menjadi milik manusia sempurna oleh adanya hak fundamental, yaitu sebagai suatu keniscayaan yang inheren dalam esensi dirinya. Hal itu dinyatakan dalam ungkapan yang sering didengar yaitu Allah SWT berfungsi sebagai cermin bagai manusia dan manusia sebagai cermin untuk melihat diri-Nya.
Manusia paripurna adalah manifestasi Allah SWT di dunia yang memiliki kewajiban utama mengagungkan dan memuliakan Sang Pencipta, karena inilah ia diberikan hak-hak istimewa oleh Allah SWT.
Untuk menjadi manusia paripurna harus melampaui kedudukan sebagai manusia (an-nas) terlebih dahulu, bukan hanya manusia berkesadaran hewan yang memangsa dan dimangsa. Apalagi menjadi ”homo homini lupus”, artinya manusia itu serigala bagi manusia lain. Atau, suatu keadaan yang menggambarkan kehidupan manusia yang kacau; diibaratkan manusia yang satu memangsa manusia lain. Dalam arti luas manusia lain dianggap bukan sesamanya atau sahabatnya melainkan musuhnya.

Guru Paripurna yang Sejati
Menarik kata-kata Ralph Waldo Emerson berikut: “The man (or woman) who can make hard thigs easy it the educator.” Artinya, orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik yang sejati.
Guru sejati adalah tempatku belajar dari apa yang aku baca, aku lihat, aku dengar dan aku rasakan, dan berbagi dengan sesama insan yang belajar. Guru sejati bukanlah aku atau diriku. Guru sejati adalah semangatku dalam menggapai ilmu dan ridho-Nya. Guru sejati adalah proses belajar dan mencari jati diri (Anonymous dalam Yosiana, 2018).
Guru sejati itu memiliki komitmen yang ditandai dengan ketajaman visi, rasa memiliki, dan bertanggungjawab terhadap anak didiknya. Ketika ada anak didik yang bermasalah, dia menjadi orang pertama yang bertanggungjawab (Furqon Hidayatullah, 2010).
Guru sejati adalah mereka yang menjalankan tugasnya dengan penuh semangat keikhlasan dan semangat revolusioner mendidik anak bangsa (Muhammad Kosim LA dalam Syarifuddin, 2019). Seorang guru sejati adalah yang bisa senantiasa menunjukkan kepribadian yang mencontoh kepribadian Nabi (Ibn Miskawaih dalam Syarifuddin, 2019).
Menurut Duignan (Sujani) guru yang sejati adalah guru yang bersungguh-sungguh dalam pengajaran, dan prestasi mengajar namun juga selalu terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan etika dan moral. Selama ini paradigma yang berkembang, guru yang baik adalah guru yang bisa menghasilkan lulusan dengan nilai tinggi, atau bisa meluluskan semua siswanya dalam mata pelajaran yang di-UNAS-kan walau dengan berbagai cara.  Atau guru yang berprestasi baik di tingkat lokal maupun nasional, namun di sisi lain selalu meninggalkan siswanya dengan setumpuk tugas tanpa ada waktu untuk mengkoreksinya. Atau lagi guru sok selebriti di mana secara performance sangat menarik siswa-siswinya karena dandanan mencolok yang seharusnya ditampilkan di stage, dan bukan di depan siswa yang masih sulit memikirkan keberlanjutan studinya karena faktor biaya.
Guru sejati akan senantiasa menghadirkan energi kebaikan, dalam tindakannya, di ruang-ruang kelas peradaban, dia hadir dengan pesona yang menginspirasi tentang adab-adab, mencontohkan secara langsung bagaimana berbuat. Makanya tak cukup hanya dengan membaca, tapi secara nyata murid harus menjadi timba yang langsung bertatap muka dengan guru untuk mengetahui secara jelas penerapan teori-teori dalam buku, karena buku bersifat pasif, tak bisa ditanya dan tentunya tak bisa menjawab pertanyaan secara langsung, tapi pada guru sejati kita akan mendapatkan pemahaman, dapat bertanya langsung dan melihat ekspresinya merasakan teduh tatap matanya, begitulah guru sejati, akan menghadirkan contoh kesejatian adab.
Guru sejati mampu membangun suatu bangsa dengan ilmu dan pendidikan yang diberikan kepada murid-muridnya. Seorang guru sejati akan memiliki para murid yang super dan berkualitas. Dan seorang guru sejati hanya akan mendapatkan bibit bangsa ini dalam keadaan yang siap diberikan ilmu pengajaran setiap hari.
Menurut Mikeljohn (Bahri, 2000) tidak seorangpun yang dapat menjadi guru yang sejati (mulia) kecuali dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami semua anak didik dan kata-katanya. Guru yang dapat memahami tentang kesulitan anak didik dalam hal belajar dan kesulitan lainnya di luar masalah belajar, yang bisa menghambat aktifitas belajar anak didik, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya.
Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan tentang eksistensi guru sejati.
Guru sejati adalah seorang guru besar,
Guru sejati adalah sekolah yang berkualitas tinggi dan “mahal” harga pendidikannya,
Guru sejati adalah seorang yang berjiwa besar dan bermoral dalam adab yang tinggi,
Guru sejati adalah tiang yang menopang sebuah bangsa  besar,
Guru sejati adalah sinar yang terang di negeri matahari yang terbit,
Guru sejati adalah air dan cahaya lembut nan terang di negeri padang pasir yang panas dan gersang,
Guru sejati adalah suri tauladan di bangsa yang penuh kebiadaban,
Guru sejati adalah sumber petunjuk bagi semua orang yang bertanya,
Guru sejati adalah orang yang bisa mengadakan pembaharuan dan kebangkitan pada sebuah doktrin ideologi dan fundamentalisme di sebuah kaum,
Guru sejati adalah orang yang taat pada agama serta cinta kepada bangsa dan tanah airnya.
Guru sejati harus siap dizhalimi oleh sebuah kaum dan penguasanya.
Dalam Gurindam 12 juga tergambar ciri seorang guru sejati, bahwa guru sejati adalah guru yang boleh memberi tahu tentang hal-hal buruk yang dapat menggangu kestabilan akhlaknya, aqidahnya, dan tsaqofah Islamiyahnya, artinya guru sejati akan memberikan pengawasan, kontrol terhadap kondisi iman dan kesehatan dirinya, bahwa guru sejati tidak menyembunyikan ilmu. 
Di dalam Tarekat, seorang guru mursyid diharuskan mempunyai sifat kamil mukamil, atau “sempurna dan menyempurnakan”. Dalam konteks pemahaman umum, seorang guru yang sempurna terkadang disebutkan sebagai sebuah sosok makhluk yang suci seperti malaikat. Sebagian yang lain menyebutkan guru yang sempurna adalah seorang manusia yang sangat ahli di segala bidang, fiqih dan tasawufnya haruslah sempurna. Sebagian yang lain menilai seorang guru yang sempurna adalah sebagai sosok makhluk yang Maha Shakti, “Ora Tedas Tapak Palune Pandhe Sisane Gurinda, di tumbak lakak-lakak, dibedil mecicil”. Tidak mempan segala jenis senjata tajam dan peluru senapan. Waskito lan sidik peningal, weruh sakdurunge winarah.  Bermata tajam, tahu sebelum terjadi. Dan lain-lain.
Guru sejati adalah wali yang mursid. Ia adalah Waliyan Mursidana yang khalis Mukhlisin-Kamil Mukamil dan biasanya ia pembawa sebuah perahu,  sebuah asosiasi dzikir-dzikir yang menuntunnya menuju kesempurnaan hakiki (insan al-kamil).
Guru sejati merupakan pencerminan diri pribadi dalam bentuk lain (gaib) dan merupakan anugrah dari Allah SWT.
Seorang guru sejati tidak hanya memberikan ilmu kepada anak didiknya namun mengorbankan banyak hal dalam kehidupannya karena tidak semua anak didik perlu dengan bahasa justru sebaliknya perlu pukulan kehidupan yang dialaminya agar mengerti arti dasar kegagalan. Mendidik dalam artian ini adalah mengajarkan kepada anak didik fakta kehidupan yang sesungguhnya, mungkin sang anak didik pada awalnya akan menganggap segalanya mudah namun saat berhadapan dengan realitas dia menjadi terguncang karena banyaknya persoalan yang dihadapi bahkan harus mengorbankan material dan nilai kehormatannya.
Sebenarnya guru sejati adalah batin kita sendiri, sedangkan semua orang lain adalah fasilitator/motivator belaka. Kesejatian itu akan terbentuk manakala batin kita bisa berkoneksi dengan baik kepada-Nya. Sehingga semua orang di sekeliling kita hakekatnya adalah perantara untuk mengantarkan menuju kesejatian diri. Jika kesejatian diri sudah terbentuk, maka segala hal yang terdapat di semesta raya ini akan bisa menjelma menjadi guru sejati, karena semua hal menjadi berhikmah (memberikan manfaat) dalam kehidupan kita.
Guru sejati, seorang yang cerdas dan kompetitif, mampu berdamai dengan emosi, lalu apa lagi? Masih harus melakukan refleksi. Refleksi seperti apa? Yang paling sederhana, bercerminlah kepada air. Kenapa air? Bukan langit yang lebih luas? Atau kaca yang memang fungsinya untuk bercermin? Air…Selalu mengalir penuh kelembutan. Dalam situasi normal, air mengalir ke tempat mana dia harus mengalir tanpa pernah memaksakan, misalnya seorang yang berdiri di tengahnya untuk minggir. Atau mendorong perahu nelayan agar menyingkir. Batu-batu yang berserakapun tak pernah digusurnya bila hanya sekadar untuk mengalir (Sembiring, 2008).
Menurut Imam Al-Ghazali (Sembiring, 2008) bahwa kode etik dan tugas guru sejati adalah: 1) Kasih sayang kepada peserta didik dan memperlakukannya sebagaimana anaknya sendiri, 2) Meneladani Rasullullah sehingga jangan menuntut upah, imbalan maupun penghargaan, 3) Hendaknya tidak memberi predikat/martabat kepada peserta didik sebelum ia pantas dan kompeten untuk menyandangnya, dan jangan memberi ilmu yang samara (al-ilm al-khafy) sebelum tuntas ilmu yang jelas (al-ilm al-jali), 4) Hendaknya mencegah peserta didik dari akhlak yang jelek, 5) Guru yang memegang bidang studi tertentu sebaiknya tidak meremehkan bidang studi lain, 6) Menyajikan pelajaran sesuai dengan taraf kemampuan peserta didik, 7) Dalam menghadapi peserta didik yang kurang mampu sebaiknya diberi ilmu-ilmu yang global dan tidak perlu menyajikan detailnya, guru hendaknya mengamalkan ilmunya, dan jangan sampai ucapannya bertentangan dengan perbuatannya.
Filsuf Yunani, Sokrates, pernah mengatakan kata-kata yang amat bermakna bagi kaum guru: “The true wisdom is when I know that I know nothing.” Kebijaksanaan yang paling sejati adalah ketika kita merendahkan diri, dan selalu menganggap diri kita ‘tidak tahu apa-apa’. Dengan kata lain, kita harus selalu membuka kemungkinan bahwa ‘kebenaran’ yang kita ketahui saat ini mungkin jadi tidak selamanya benar.
Semoga !!!

Bagikan:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • More
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)
  • Click to print (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Related

Inipasti

© 2024 inipasti.com - Hanya yang pasti-pasti aja inipasti.

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Politics
    • Business
    • World
    • Science
  • Entertainment
    • Gaming
    • Music
    • Movie
    • Sports
  • Tech
    • Apps
    • Gear
    • Mobile
    • Startup
  • Lifestyle
    • Food
    • Fashion
    • Health
    • Travel

© 2024 inipasti.com - Hanya yang pasti-pasti aja inipasti.

%d