INIPASTI.COM, ISTANBUL – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (7/10/19) mengecam keras sekutu NATO, Turki, dan mengancam akan menghancurkan ekonominya jika Ankara melakukan serangan militer di Suriah secara melampaui batas, meskipun pemimpin AS sendiri telah membuka pintu untuk serbuan Turki.
Trump mengatakan ia akan “benar-benar menghancurkan dan melenyapkan” perekonomian Turki jika Turki mengambil tindakan di Suriah yang ia anggap “terlarang” menyusul keputusan Trum pada hari Minggu (6/10/19) untuk menarik 50 pasukan khusus Amerika dari timur laut Suriah.
Seperti dikabarkan Reuters, penarikan AS akan membuat pasukan pimpinan Kurdi di Suriah yang telah lama bersekutu dengan Washington rentan terhadap serangan militer Turki, yang mencap mereka sebagai teroris.
Kata-kata tegas Trump tampaknya ditujukan untuk menenangkan kritik dari dalam negeri yang menuduhnya meninggalkan Kurdi Suriah dengan menarik pasukan AS. Keputusan itu menuai kecaman dari Demokrat dan teguran langka dari beberapa rekan Republik Trump di Kongres, termasuk Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell.
“Seperti yang telah saya nyatakan sebelumnya, dan saya ulangi lagi, jika Turki melakukan sesuatu yang menurut saya, dengan kearifan saya yang besar dan tak tertandingi, dianggap terlarang, saya akan benar-benar menghancurkan dan melenyapkan Ekonomi Turki (yang telah saya lakukan sebelumnya! ),” ancam Trump melalui akun Twitter.
Turki sendiri “sampai saat ini” tidak tampak telah memulai serangan yang diarahkan ke Suriah utara, seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan pada Senin(7/10/19)
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan lewat Twitter pada Senin malam bahwa persiapan untuk kemungkinan operasi militer ke Suriah timur laut telah selesai.
Pejabat pemerintahan Trump, saat memberi pengarahan kepada wartawan, mengatakan 50 tentara AS di wilayah yang telah ditargetkan Turki akan dipekerjakan kembali di tempat lain di Suriah “di mana mereka tidak berada dalam zona baku tembak.” Amerika Serikat memiliki sekitar 1.000 tentara di Suriah.
Berbicara kemudian di Gedung Putih, Trump mengatakan dia telah mengatakan kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan dalam percakapan telepon bahwa Turki akan menderita “kehancuran ekonomi luar biasa” jika bertindak di Suriah dengan cara yang tidak manusiawi.
Saat menjelaskan alasannya memindahkan pasukan, Trump mengatakan tujuan utamanya adalah untuk memenuhi janji kampanye untuk membawa pulang pasukan. “Kita seperti polisi di sana. Kita tidak berperang. Kita jadi polisi,” katanya.