INIPASTI.COM, MAKASSAR – Dalam rangka mencapai swasembada pangan khususnya dalam penyediaan protein hewani, secara nasional Kementerian Pertanian RI melalui program Upaya Khusus Sapi Induk Betina Wajib Bunting (UPSUS SIWAB), Sulsel melalui Dinas Peternakan Sulsel ditargetkan pada 2017, bisa mencapai 340.467 akseptor.
Dari jumlah akseptor yang ditargetkan, 210.367 akseptor,dihasilkan melalui kawin suntik/insemnasi buatan (IB). Dan 130.100 diharapkan dari introduksi IB atau dengan melalui kawin alam.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sulsel, Ir Abd Azis, yang dikonfirmasi inipasti.com, sehari yang lalu, di kantornya Jl Veteran Selatan, mengatakan, pihaknya akan berusaha semaksimalnya untuk mencapai target pemerintah pusat. Tetapi untuk mencapai target tersebut beberapa kendala yang ditemui di lapangan saat ini.
Adapun tantangan yang dihadapi sebut alumni Fakultas Peternakan Unhas ini, adalah pola pemeliharaan petani peternak saat ini, dipelihara dengan semi intensif dan kalau diprosentasikan peternak semi intensif dan eksentif jumlahnya diatas 70 persen.
Sementara sapi yang bisa diinseminasi buatan atau melakukan kawin suntik ketika sapi tersebut sedang dalam keadaan birahi. Sehingga dalam melakukan IB perlu ada pengawasan.
Masalahnya karena sapinya tidak dikandangkan maka petugas inseminator nantinya akan mengalami kesulitan di lapangan dalam melakukan pengawasan khususnya untuk mendeteksi sapi yang sedang birahi. Sehingga perlu juga ditunjang dengan pemeliharaan secara intensif.
“Sangat beda peternak dengan yang ada di Pulau Jawa, mereka memelihara sapinya dengan pola intensif, sehingga sangat mudah pengawasannya, kususnya di dalam mendeteksi sapi yang sedang birahi,”tandas Azis.
Juga untuk menunjang keberhasilan peningkatan produksi sapi di Indonesia, khususnya Sulsel, diperlukan upaya khusus penyediaan sarana, sumber daya manusia, sedikitnya 1000-an tenaga insemnator. Selain itu, butuh kontainer N2Cair, semen beku/sperma beku, hormon prostagalanding (untuk penyerentakan birahi).
Menurut Seksi Pelayanan IB Sulsel, A. Mario, SPt, M.Si, yang ditemui di tempat terpisah, mengatakan, sangat sulit memacu kelahiran sapi bila kita hanya menunggu sapi birahi secara alami. Karena itu sangat diperlukan penyediaan hormon untuk penyerentakan birahi secara massal setelah 3 – 4 hari pasca pemberian hormon prostagalanding kepada sapi betina produktif. Sementara kalau menunggu birahi secara alami siklusnya panjang, sampai 18 – 21 hari. (nasrullah).