INIPASTI.COM, MAKASSAR — Maju di Musyawarah Daerah (Musda) X Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Pinrang dengan status pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi Sulawesi Selatan, Usman Marham, tentu membuat banyak pihak bertanya-tanya.
Utamanya, apa tujuan yang ingin dicapai sehingga turun ke level kabupaten. Apalagi, Usman Marham malah pernah menjadi pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Spekulasi banyak yang muncul, bahkan ada yang sudah memastikan Usman Marham ingin memimpin Golkar Pinrang semata-mata karena ingin mengendarai partai berlambang beringin rimbun ini menuju kursi bupati. Benarkah demikian?
Usman Marham yang dikonfirmasi menegaskan, dirinya ingin memimpin Golkar Pinrang karena prihatin dengan kondisi Partai Golkar Pinrang saat ini. Jangankan jabatan di eksekutif, di legislatif pun capaian Partai Golkar Pinrang sangat menurun.
“Oleh karena itu, niat saya memimpin Golkar Pinrang semata-mata ingin membenahi partai ini. Saya ingin mengembalikan kejayaan Partai Golkar Pinrang,” tegas Usman Marham.
Niat tersebut, lanjutnya, tergambar jelas dalam visi misinya saat mencalonkan diri sebagai Ketua Golkar Pinrang. Yakni,
“Terwujudnya kader yang memiliki kecerdasan berpikir dan kemampuan bergerak secara militan untuk menjadikan Partai Golkar sebagai partai modern demi mengembalikan kejayaan Partai Golkar di Kabupaten Pinrang.” Jelasnya
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dari awal, kata Usman Marham, ia meletakkan dasar-dasar bergolkar yang benar. Mulai dari penandatanganan Pakta Integritas kepada semua pengurus, penetapan petunjuk teknis terkait tata kerja dan Haluan kerja hingga orientasi pengurus.
“Apa gunanya saya pernah menjadi pengurus DPP kalau saya tidak bisa terapkan cara-cara pengelolaan Partai Golkar secara benar. Itulah sebabnya, saya buatkan juknis tata kerja dan Haluan kerja, sehingga pengurus lebih paham apa tugas dan fungsinya masing-masing serta tahu apa yang akan dilakukan ke depan,” tegasnya.
Bagaimana dengan calon bupati? Usman Marham mengatakan, dirinya ingin focus. Ia tidak mau terganggu dengan target-target lain. Karena omong kosong bicara pemenangan kalau konsolidasi organisasi saja tidak beres.
“Omong kosong calon bupati kalau konsolidasi partai amburadul. Emangnya bisa jadi calon bupati dengan modal yel-yel, “Usman Marham Bupatiku,” katanya.
(Muh. Seilessy)