INIPASTI.COM – MAKASSAR. Universitas Terbuka (UT), telah melakukan berbagai persiapan untuk bertransformasi jadi PTN BH. Salah satunya adalah melakukan transformasi budaya dari budaya birokrasi menjadi budaya korporasi.
Transformasi budaya ditujukan untuk mengembangkan budaya organisasi PTNBH yang otonom dan mendukung UT agar menjadi perguruan tinggi berkualitas dunia.
Sebagai salah satu upaya memperoleh insight mengenai pentingnya budaya organisasi, UT menggelar kegiatan Leadership Academy dengan narasumber Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan’j ae, S.E., M.A dengan, moderator, Agus Joko Purwanto, Rabu 16 Februari 2022, secara daring.
Kegiatan ini dibuka oleh Rektor UT, Prof. Ojat Darojat M.Bus., Ph.D. Pada sambutan pembukaan antara lain di katakan, peralihan status UT jadi PTN BH merupakan anugrah dan tantangan bagi UT yang merupakan satu satunya yang diberi amanah jadi pengelola pendidikan jarak jauh.
Amanah yang diberikan itu kemudian dengan gerak cepat civitas akademika merespon proses perubahan yang sangat cepat itu.
Status PTN BH punya kelebihan terutama otonomi perguruan tinggi guna melakukan kapitalisasi otonomi dengan sebaik baiknya dengan menempuh langkah, menata ulang budaya organisasi.
Ignasius Jonan dalam pemaparannya menyatakan, UT akan dapat berubah jadi profesional, akuntabel dengan tata kelola yang baik.
Hal demikian dapat diwujudkan jika pengelola melakukan transformasi budaya organisasi
Pada transformasi budaya, perusahaan maka harus memahami tiga hal, yakni friksi, kebingungan, dan underperformance.
Jonan mengingatkan jika ingin mengubah kultur atau cultural transformation, para karyawan harus diperlakukan secara manusiawi, tetapi disiplinnya juga harus kuat.
Transformasi kultural itu hanya bisa dilakukan apabila orang nomor satu di organisasi itu menghendaki adanya cultural transformation dan memimpin sendiri cultural transformation, ungkapnya.
Dia juga menegaskan bahwa mengubah budaya perusahaan tak sekadar wacana atau hanya omongan. Namun harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kerja keras.
Jonan berpendapat digitalisasi ini sering kali tidak membuahkan hasil atau gagal karena kulturnya tidak dipersiapkan dengan baik, tegasnya.
Digitalisasi diakuinya berdampak kepada banyak hal selain kultur juga stabilitas organisasi, peranan setiap organisasi, dan stakeholder terkait, katanya.