INIPASTI.COM, MAKASSAR – Berbagai masalah dalam dunia pendidikan di Sulawesi Selatan (Sulsel) akhir-akhir ini menyita perhatian masyarakat. Wajah pendidikan kita hari ini ternoda dengan tindakan kekerasan dan berbagai tindakan kriminal yang terjadi di lingkungan sekolah, khususnya di Sulsel. Kita boleh berkaca dari kasus pemukulan terhadap guru, kasus siswa SMK 2 kedapatan nyabu di lingkup sekolah, hingga tawuran antar pelajar.
Menyorot berbagai permasalahan pendidikan kita hari ini, membuat pakar pendidikan, Prof Arismunandar Mpd memberikan tanggapannya. Ia mengatakan, problema persoalan masalah tersebut berasal dari gejala perilaku penyimpangan dengan minimnya pendidikan karakter di dalamnya.
“Problemnya itu bersumber dari persoalan kenakalan, yang mengarah berbagai jenis macam, yaitu bullying, perilaku pemerasan dan seterusnya dan itu saya kira penyimpangan-penyimpangan perilaku di kalangan itu nah sayangnya bahwa itu terjadi di kalangan pelajar-pelajar kita dengan minimnya pendidikan karakter sejak dini,” ujarnya saat ditemui, Sabtu (17/12/2016).
Baginya persoalan yang masih membelit pendidikan di Sulsel membutuhkan formulasi khusus sebagai solusi. Ia menyodorkan penanaman pendidikan karakter sejak dini pada anak agar tidak membuat perilaku menyimpang yang mencoreng nama pendidikan ke depannya.
“Dan itu harus ditanam sejak dini pendidikan karakter itu, dan mendorong penguatan budi pekerti dan karakter mulia pada anak agar tidak membuat hal yang menyimpang,” ungkap mantan rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) ini.
Pendidikan karakter yang dimaksud oleh Ismunandar adalah pendidikan yang tak hanya diimplementasikan oleh orangtua, namun para guru di sekolah mampu menerjemahkan makna pendidikan karakter pada anak sekolah sehingga mudah dipahami oleh siswa.
“Pendidikan karakter itu bukan hanya dari orang tua tetapi pihak sekolah lebih mengimplementasikan pada anak agar kesadaran karakternya terbentuk,” pungkasnya.
Aris juga meminta agar pihak di tiap sekolah di Sulsel agar fungsi pembimbingan konseling di sekolah berjalan dengan baik agar pihak sekolah mencegah lebih dini dari perilaku negatif pada anak.
“Banyaknya kasus kejadian yang ada di sekolah itu karena struktur akademik dan program-program pembimbingan yang ada di sekolah tersebut kurang memadai dan fungsi preventif serta bimbingan konseling di sekolah tersebut belum berjalan baik. dan guru-guru BK (bimbingan konseling) harus melakukan proses deteksi gejala negatif tersebut pada anak sehingga tidak melebar,” tandasnya.