INIPASTI.COM, TAKALAR – Pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Masyarakat yang selama beberapa bulan terakhir ini sudah banyak yang mendambakan berwisata ke destinasi impiannya.
Untuk mengobati rasa kejenuhan dan kerinduan rekreasi bersama keluarga, di berbagai daerah, masyarakat menjadikan sungai sebagai tempat wisata alternatif. Seperti halnya masyarakat Kelurahan Panrannuangku, Kecamatan Polongbangkeng Utara (Polut), Kabupaten Takalar yang memilih Sungai Libra menjadi tempat berakhir pekan mereka.

Bahkan, dalam dua pekan terakhir ini, sungai yang terletak kurang lebih 3 kilometer dari jalan poros Takalar-Gowa ini setiap harinya ramai dikunjungi oleh warga. Warga yang datang pun dari semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa.

Pengunjungnya pun kini tak hanya warga setempat, namun juga warga dari daerah lain yang telah melihat foto-foto bahkan video Sungai Libra yang telah ramai dibagikan di sosial media.

Kata Libra sendiri merupakan akronim dari frasa ‘Liku Barana’. Warga setempat menamakan sungai tersebut ‘Liku Barana’ karena di salah satu titik di sungai tersebut terdapat pusaran air.

Pada titik itulah, pemuda-pemuda dari kampung tersebut sering berlatih berenang, utamanya yang bercita-cita menjadi pelayaran. Karena di pusaran air itu kedalaman air mencapai 3 meter, kurang lebih.

Namun bukan berarti hal itu membuat Sungai Libra tidak ramah anak. Sungai yang berjarak sekitar 55 kilometer dari Kota Makassar itu memiliki sisi lain yang sangat cocok buat anak-anak tanpa orang tua harus takut anaknya tenggelam.

Hanya saja orang tua harus tetap mengawasi anaknya agar tidak ke lokasi yang berbahaya bagi keselamatan anaknya. Karena di sisi sungai lainnya terdapat arus yang cukup deras.

Di sisi sungai tersebut kedalamnya hanya sekitar 30 sentimeter, cocok bagi yang suka berseluncur memakai ban bekas atau arung jeram. Hanya saja, pengunjung harus membawa sendiri ban bekas dari rumah ke sungai.

Hal itu dikarenakan, sungai ini belum dikelola oleh pemerintah maupun swasta sebagai destinasi wisata. Keuntungannya, pengunjung tidak mesti membayar tiket masuk, begitupun dengan uang parkir.
Letaknya yang jauh dari pemukiman pun, mengharuskan pengunjung membawa bekal sendiri dari rumah. Ada juga beberapa pengunjung yang bakar-bakar ikan di tepian sungai untuk menambah kesan alam dari wisata alam ini.

Akan tetapi, seiring ramainya warga yang datang, sudah tampak ada lapak jualan yang berdiri di area parkir. Tidak menutup kemungkinan, hal itu akan membawa pintu rezeki bagi masyarakat setempat.
Untuk masalah aksesnya, Sungai Libra bisa dikunjungi dengan menggunakan kendaraan roda 4 dengan melalui Jalan Tani. Hanya saja, untuk kepentingan parkir, disarankan untuk menggunakan kendaraan roda 2 saja.

Jika berkunjung setelah musim tanam, mata pengunjung akan disuguhi oleh hijaunya padi di sepanjang jalan menuju sungai tersebut. Sesampainya di area sungai, pepohonan yang rindang akan menambah sejuknya udara, khas udara pedesaan.

Dalam hal menjaga kesejukan itu, sangat dianjurkan bagi para pengunjung yang membawa bekal, agar tidak membuang sampah sembarangan, utamanya sampah plastik. Sebisa mungkin, bawa pulang sampah plastik yang pengunjung bawa.

(Sule)