INIPASTI.COM, ANALISIS – Dalam menjalankan peran kehidupan sebagai manusia sempurna, semua orang pasti menginginkan adanya perubahan dan perbaikan dalam kehidupannya. Semua orang pasti menginginkan masa depannya lebih baik dan sukses. Namun, untuk melakukan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan tersebut, kata terlebih dahulu harus memahami makna dan hakekat dari manajemen perubahan. Apa itu manajemen perubahan dan bagaimana langkah strategis untuk melakukan perubahan?
Meminjam istilah Wibowo (2012), manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses tersebut. Hal ini dapat difahami, bahwa melakukan perubahan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan dilakukan secara sistematis dengan memperhatikan sarana dan prasarana serta SDM yang mendukung.
Ada delapan langkah strategis yang dapat dilakukan dalam melakukan manajemen perubahan menurut JP. Kotter (1996) yaitu:
Pertama, Establishing a Sense of Urgency, membangun kesadaran tentang pentingnya perubahan. Pada tahap ini ditanamkan motivasi tentang pentingnya perubahan, dengan mengkaji realitas yang ada serta peluang dan tantangan dalam berkompetisi. Juga dilakukan identifikasi dan pembahasan segala kemungkinan terjadinya potensi krisis atau adanya peluang besar. Sehingga dapat memunculkan dan mengambil kesimpulan serta alasan yang baik untuk melakukan sesuatu terobosan perubahan berbeda.
Kedua, Creating the Guiding Coalition, menciptakan koalisi yang solid. Pada fase ini dibentuk sebuah tim koalisi yang solid untuk memulai perubahan. Tim yang terdiri dari para aktor yang memiliki kekuasaan mumpuni untuk memimpin dan melakukan perubahan. Tim tersebut tidak harus mencakup semua orang yang punya kekuasaan atau kedudukan pada struktur organisasi, tetapi paling tidak mereka memiliki pengaruh kuat secara kekuasaan, keahlian, kredibilitas dan jiwa kepemimpinan untuk melakukan perubahan.
Ketiga, Developing a Vision and Strategy, mengembangkan visi dan strategi. Para aktor yang terlibat dalam upaya perubahan harus membuat visi dan strategi. Hal ini sebagai upaya untuk mengarahkan dan memastikan bahwa perubahan tersebut dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan harapan.
Keempat, Communicating the Change Vision, mengkomunikasikan visi perubahan. Penting juga agar para aktor mengkomunikasikan visi dan strategi perubahan pada seluruh elemen pemangku kepentingan. Sehingga perubahan yang ditawarkan bisa difahami dan diterima bahkan didukung dalam pelaksanaannya. Komunikasi ini pun harus dilakukan secara kontinyu dengan memanfaatkan berbagai kesempatan, serta menjadikan mitra koalisi sebagai panutan dan model utama dalam perubahan.
Kelima, Empowering Broad-Based Action, menjadikan perubahan sebagai gerakan yang massif. Pada tahapan ini dilakukan berbagai kegiatan perubahan yang melibatkan seluruh elemen organisasi. Dengan maksud untuk menyingkirkan hambatan dan rintangan, memperbaiki sistem atau struktur yang merusak visi perubahan, serta mendorong keberanian mengambil resiko dan memunculkan gagasan-gagasan kreatif, inovatif, dan tindakan yang tidak biasa.
Keenam, Generating Short Term Wins, menuai keberhasilan jangka pendek. Hal ini penting diupayakan, karena belum tentu semua orang akan mengikuti proses perubahan untuk jangka waktu yang panjang, jika mereka belum melihat hasil nyata dari usaha yang dilakukan selama ini. Pada tahapan ini, perlu adanya perencanaan untuk meningkatkan kinerja sebagai hasil dari perubahan/kemenangan yang bisa dilihat dan dirasakan. Juga sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa perubahan tersebut telah terbukti berhasil dilakukan dan telah dirasakan. Sehingga kemudian banyak orang yang memberi pengakuan dan penghargaan atas capaian keberhasilan yang dilakukan.
Ketujuh, Consolidating Gains and Producing More Change, mengkonsolidasikan capaian perubahan dan mewujudkan perubahan yang lebih besar lagi. Pada fase ini dilakukan kegiatan-kegiatan yang bisa memproses dan mewujudkan untuk terjadinya perubahan yang semakin besar. Dengan terus meningkatkan kredibilitas untuk mengubah semua sistem, struktur dan kebijakan yang tidak cocok dan tidak sesuai lagi dengan visi transformasi. Pada fase ini, dilakukan juga upaya mengangkat, mempromosikan dan mengembangkan orang-orang yang dapat mengimplementasikan visi perubahan. Juga dilakukan peremajaan proses perubahan dengan proyek, tema dan agen perubahan yang baru.
Kedelapan, Anchoring New Approaches in the Culture, menerapkan pendekatan baru dalam budaya perubahan. Pada tahap ini, semua capaian perubahan yang telah berhasil dilakukan, kemudian dijadikan sebagai landasan budaya kerja baru. Dengan terus menciptakan kinerja yang lebih baik, melalui perilaku yang berorientasi pada produktivitas, kepemimpinan yang lebih baik, serta manajemen yang efektif. Mengartikulasikan pola hubungan antara perilaku baru dan kesuksesan organisasi, serta mengembangkan berbagai cara untuk menghadirkan kepemimpinan yang sukses.
Semoga kita bisa menerapkan delapan strategi manajemen perubahan yang ditawarkan Kotter tersebut dalam menjalankan misi kehidupan kita. Sehingga kita bisa menata peran kehidupan kearah yang lebih baik lagi di masa depan. Kehidupan yang sukses, penuh makna dan bermanfaat bagi ummat manusia. Juga bahagia di dunia dan di akhirat. Insya Allah…